Mohon tunggu...
LUKMANUL HAKIM
LUKMANUL HAKIM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Yuk, Mengenal Air Lebih Dekat (Part 2)

4 November 2022   19:20 Diperbarui: 4 November 2022   19:23 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembaca yang budiman.

Air yang setiap saat kita jumpai di  permukaan bumi ini, terutama air laut, air danau maupun air sungai, akan menguap terkena sinar matahari. Kemudian uap air tersebut akan naik ke atas. Udara panas membawa uap air menuju daerah dingin. Udara panas akan mendesak udara dingin, tetapii udara dingin tetap bertahan ditempatnya. Akibat desakan yang sangat kuat, udara panas naik ke langit, sedangkan uap air yang terkena udara dingin akan mengalami pengembunan.

Uap air yang mengalami pengembunan itu berubah menjadi titik air dan berkumpul membentuk awan yang letaknya cukup dekat dengan bumi. Lama kelamaan awan hitam keabu-abuan, itulah yang dinamakan mendung. Karena suhu yang rendah, uap air yang terdapat dalam kumpulan awan akan menjadi titik-titik air. Selanjutnya titik-titik air yang halus itu jatuh ke bumi sebagai hujan.

Selanjutnya, air hujan yang jatuh ke bumi sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi mengalir di permukaan tanah. Air yang meresap ke dalam tanah akan keluar sebagai mata air, sedangkan air di permukaan tanah akan mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah berupa air sungai. Air sungai ini terus mengalir menuju laut dan danau-danau.

Nah, air sungai yang terkumpul di laut dan danau itu akan kembali mendapatkan panas sinar matahari sehingga mengalami penguapan. Proses ini akan terus berlanjut sampai akhirnya kembali terjadi hujan.

begitulah siklus alam terus berjalan, tak kenal lelah dan tak kenal henti, entah sampai kapan. Tuhan sudah mengaturnya sedemikian rupa sehingga kita tidak akan pernah kekurangan air apabila pandai bersyukur dan pandai menjaga kelestariannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun