Mohon tunggu...
LUKMANUL HAKIM
LUKMANUL HAKIM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Etika Berperilaku dalam Masyarakat Batang Hari

3 November 2022   09:28 Diperbarui: 3 November 2022   09:36 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara soal wilayah dan sejarah, apa yang terbesit dalam benak kita? Beberapa hal yang kita pikirkan tentu berkenaan dengan hubungan antar sesama manusia dalam kehidupan di masyarakat. Hubungan tersebut tidak terlepas dari cara bersikap dan berperilaku luhur antar sesama, dan itulah yang disebut dengan etika. Untuk itu, mari kita pahami etika berperilaku dalam bermasyarakat, khsususnya di Batang Hari.

Etika berasal dari Bahasa Yunani kuno "ethikos" yang berarti "timbul dari kebiasaan". Etika merupakan bagian dari norma kesopanan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dan berhubungan erat dengan ketentuan hidup yang bersumber dari pergaulan masyarakat yang disepakati dan dijalankan secara bersama. Namun demikian, ketentuan ini merupakan ketentuan tidak tertulis yang disebut etika berperilaku. Cara kita bergaul dan bersikap tidak boleh keluar dari aturan yang tidak tertulis dan telah disepakati tersebut.

Kehidupaan masyarakat Kabupaten Batang Hari berada dalam komunitas yang heterogen. Mereka hidup bersama dalam keragaman suku dan agama, namun tidak terlepas dari system kekerabatan dalam keluarga dan kehidupan social dalam masyarakat. Dalam hubungan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan warga masyarakat, mereka tetap berpedoman pada norma hukum, agama, kesopanan dan kesusilaan.

Etika yang dikenal secara umum oleh masyarakat Batang Hari ialah akhlak, budi pekerti dan sopan santun yang harus dimiliki oleh seseorang dalam pergaulannya sehari-hari. Apabila seseorang tidak memiliki sopan santun dan budi pekerti maka di anggap tidak beradat atau tidak mengikuti adat seperti tercermin dalam pantun berikut;

Arang safat debunyo rintik

Untuk tanggo jalan ke seberang

Urang beradat lakunyo baik

Idak beradat sopannyo kurang

Salah satu perilaku yang dianggap beretika adalah sikap sopan dalam berbicara dengan orang lain. Dalam adat masyarakat Batang Hari, penggunaan panggilan kepada orang lain  yang sesuai dengan adat dan norma kesopanan dinamakan baso. Sedangkan etika memanggil orang lain dengan kata sapaan sesuai dengan strata sosialnya dalam keluarga dan masyarakat dinamakan bebaso.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun