If the new leadership of BP Batam will be properly dismantled, rest assured that Batam will not be more advanced than Singapore. The Government of Indonesia, such as the president and related minister in charge of BP Batam should learn a lot. This is a dream that has been built by the third President of Republic of Indonesia. Dreams are also owned and pride of the Indonesian people.
Batam yang awalnya mau dijadikan kota Industri dan bisa dikatakan lahan sewaan bagi investor asing di Batam, kini mau dihancurkan akibat adanya keserakahan Rupiah. Kalau lahan di Batam dijadikan hak milik, maka itu akan menjadi awal kehancuran. Lambat laun seluruh lahan atau tanah di Batam dan di Indonesia akan dikuasai oleh orang asing.
Batam which initially want to be the city of Industry and can be said land rent for foreign investors in Batam, now want to be destroyed due to the greed of the rupiah. If the land in Batam is a property right, then it will be the beginning of destruction. Gradually all land or land in Batam and in Indonesia will be controlled by foreigners.
Begitu pula pemerintah kota Batam yang mau menjadikan Batam sebagai kota pariwisata, maka buatlah asal mengikuti aturan undang-undang lahan yang diamanatkan oleh BP Batam. Jika mau dijadikan kota Industri, maka BP Batam harus bisa tegas untuk memberantas mafia lahan.
Similarly, the Batam Government who want to make Batam as a city of tourism, then make it and follow the rules of land law mandated by BP Batam. If you want to be an industrial city, then BP Batam should be firmly to eradicate the land mafia.
Bocah udik menilai bahwa kepemimpinan BP Batam dan pemerintah kota Batam sudah sangat baik dari yang sebelumnya. Namun keduanya harus selalu kompak dan tidak ada kepentingan individu semata. Mengubah permasalahan yang sudah ada dari akar masalah tidak semudah menebarkan senyuman kepada semua orang. Keduanya harus bisa menyatu, berbaur, dan menghilangkan sifat sombong dimasing-masing instansi.
Bocah udik thinks that the leadership of BP Batam and Batam Government have been very good from the previous one. But both must always be compact and no individual interest alone. Changing an existing problem from the root of the problem is not as easy as spreading a smile to everyone. Both must be able to unite, mingle, and eliminate the arrogance in each institution.
Tulisan ini merupakan opini dari bocah udik. Jika ada yang kurang berkenan, maka bocah udik mohon maaf.
This article is an opinion of bocah udik. If there are less favorable, then forgive bocah udik.
www.bocahudik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H