Mohon tunggu...
Muhammad Alfi Syahri Al Rasyid
Muhammad Alfi Syahri Al Rasyid Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang jurnalis televisi dan blogger yang berasal dari Medan dan tinggal di Natuna

http://www.bocahudik.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

BP Batam And Government Of Batam Should Lose Individual Interest

4 Juli 2017   14:07 Diperbarui: 4 Juli 2017   14:20 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

But so funny, many people in Batam are not aware of it. They requested that mandatory annual be abolished and land used as property rights. Whereas the regulations on land issues already exist in the law and have been planned before by the first leader of the Batam Authority.

Pimpinan pertama Otorita Batam yang juga presiden RI ketiga, Prof B.J Habibie sudah memiliki rencana yang bagus untuk perkembangan Batam. Kota industri ini nantinya diramal bisa mengalahkan Singapura. Dan rencana tersebut ternyata berakhir dengan adanya pergantian pimpinan yang baru. Beberapa sistim kepemimpinan yang terkesan tampak amburadul.

The first leader of Batam Authority who was also the third president of Indonesia, Prof B.J Habibie already has a good plan for the development of Batam. This industrial city will be predicted to beat Singapore. And the plan turned out to end with a change of leadership of the new. Some leadership systems seem impressed.

Saat datang ke Batam, bocah udik melihat bahwa kepemimpinan BP Batam yang sebelumnya identik dengan uang. Setiap mengurus segala ijin yang berkaitan dengan lahan, pasti berakhir dengan uang. Yang lucunya dalam satu lahan, terdapat dua atau tiga pemilik lahan. Permasalahan itu selalu saja terjadi.

When came to Batam, bocah udik saw that the leadership of BP Batam previously synonymous with money. Every take of any permits which was related to the land, must end up with money. The funny thing is in one land, there are two or three land owners. That problem always happens.

Seiring berjalannya waktu, terjadilah perombakan sistim kepemimpinan BP Batam. Semuanya terlihat sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya. Tidak itu saja, terkadang bocah udik bertanya kepada pegawai di BP Batam tentang kepemimpinan yang baru. Mereka menjawab bahwa jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

Time has changed, there was a reshuffle of BP Batam leadership system. Everything looks much better than the previous one. Not only that, sometimes bocah udik asked the staff at BP Batam about the new leadership. They replied that it is much better than before.

Ada juga pegawai BP Batam yang mengatakan kalau sistim yang sekarang mengajarkan untuk terus bekerja dan bergerak. Tidak diam ditempat dan menunggu uang datang. Namun ada sebagian masyarakat yang kurang suka dengan cara kepemimpinan BP Batam yang baru seperti itu. Pasalnya sebagian masyarakat masih terbiasa menggunakan "pelicin" dalam mengurus permasalahan lahan di sistim kepemimpinan BP Batam yang lama.

There were also BP Batam employees who said that the system now teaches to keep working and moving. Do not stay in one place and wait for the money to come. But there are some people who do not like the way of new leadership BP Batam like that. Because some people are still accustomed to using "money" in managing land issues in the past BP Batam leadership system.

Tentu saja usaha kepemimpinan BP Batam yang baru sedikit kurang disukai. Termasuk oleh pemerintah kota Batam. Mereka menilai bahwa BP Batam sangat arogan. Padahal bocah udik menilai tidak demikian. Hanya saja masyarakat dan pemerintah kota Batam saja yang belum siap akan cara untuk lebih baik.

Of course the new BP Batam leadership effort is slightly less favored. Included by Batam Government. They think that BP Batam is very arrogant. Though bocah udik does not think so. It's just that the people and the Batam Government are not ready for a better way yet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun