Mohon tunggu...
Bocah Pejuang
Bocah Pejuang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkitlah dari Gagal, Jangan Gagal bangkit (Part 1)

27 Oktober 2015   11:30 Diperbarui: 28 Oktober 2015   11:45 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1 Oktober 2011, adalah awal Allah "merubah" nasib dan kehidupan Saya..dari awalnya sekedar guru honorer bergaji pas-pasan, menjadi guru Luar Negeri di malaysia bergaji besar,bahkan sangat besar..Rasa Syukur yang tidak terkira saat itu Saya panjatkan padaNYA.

Saat jadi guru honorer dulu awal gajian paling "mewah" awal bulan makan di rumah makan padang deket rumah yang bukan karena rasanya yang enak banget,tapi karena porsinya yang banyak..lumayan sebulan sekali hehehe.
Hingga akhirnya setelah mengajar di negeri sebrang yang bergaji besar, apapun,kapanpun,dimanapun mau makan enak tinggal mau perginya aja bisa..emhhh dulu..dulu..itu heheh

Oktober 2013, habis sudah masa kontrak disana, dan Saya ambil kputusan "Gila" untuk pulang dan tidak memperpanjang kontrak Saya disana..yahhh,karena yang kata orang-orang kputusan "gila" itu Saya pulang ke Indonesia.

Setelah pulang ke Indonesia, perjuangan hidup mulai dari nol lagi. Saya harus siap melepaskan segala kenikmatan dan kemudahan selama kerja disana, mungkin kata yang tepat adalah menyesuaikan diri lagi memulai hidup seperti biasa lagi, menyesuaikan lagi dengan isi kocek dan dompet hehehe..

Tahun pertama setelah tugas disana adalah tahun terberat bagi Saya, karena Saya belum bisa “mencuci otak” Saya, merefresh lagi sudut pandang, move on dari “kemewahan”, karena itu ternyata berat..bahkan berat banget bro!!

Setiap saat Saya mau mulai melangkah mencari “pekerjaan” baru, tiba-tiba Saya mundur teratur, bahkan Saya tolak mentah-mentah, bukan gak butuh tapi “otak” Saya yang masih selalu membandingkan gaji disana dan gaji disini.

Butuh waktu lama, bahkan mungkin sampai hari ini Saya tulis point-point kisah ini, Saya masih belum bisa membersihkan “otak” Saya ini, namun hidup harus berjalan, keluarga kecil Saya tetap akan menjadi tanggung jawab Saya, itu kewajiban yang gak bisa terhapus.

Saya ambil langkah untuk berwirausaha, dengan modal nekat, tanpa pengalaman dan modal yang terbatas. Dikuras habis lah sisa tabungan sekitar 50 juta untuk memulai usaha pertama itu, usaha warung makan “Nasi Cemet” yang Saya pikir akan menjadi ladang rizki Saya mengumpulkan uang, terinspirasi dari warung angkringan dan nasi kucing di Yogya, filosofi nya simple, yang penting saya jadi “bos” untuk diri Saya sendiri, daripada Saya menjadi pegawai dengan gaji yang jauh berbeda dengan gaji disana, ahhh dasar “otak” Saya belum bersih juga. Tapi ternyata gak butuh waktu lama, cukup dalam waktu satu bulan usaha itu “Gulung Tikar” bahkan tikarnya juga sampei gak bisa digulung.

Ada beberapa hal yang menyebabkan usaha itu gagal total. Coba Saya tuliskan, siapa tau bisa jadi “inspirasi” buat orang lain biar gak gagal kayak Saya hehe..

Pertama, kurang perencanaan yang matang, konsep yang gak kuat, pemilihan lokasi yang gak strategis.

Kedua, karena terlalu berani untuk memberikan tanggung jawab lebih pada orang lain, padahal pemasukan belum sebanding dengan pengeluaran..yang ada mah Nombokin..

Ketiga, ternyata memulai usaha dengan “NgeBos” itu salah total, setiap awal usaha memang harus fokus dan ditanngani langsung sendiri, bukan ongkang kaki nunggu setoran,,ah dasar Saya.

Namanya bangkrut g ada yang enak bro, sedih, susah, sakit wahhhh..semuaa numpuk jadi satu!! Bisnis itu ternyata ga semudah membalikan telapak tangan, apalagi tangan Saya, tangan yang gak punya pengalaman untuk berwirausaha..

Lalu selanjutnya....Bersambung dulu 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun