Mohon tunggu...
Rifky Pradana
Rifky Pradana Mohon Tunggu... -

Seseorang pria yang bukan termasuk golongannya rakyat 'Jelita', hanya seorang rakyat 'Jelata' saja, yang suka iseng, yang suka mengisi waktu nganggurnya untuk menghibur dirinya dengan membaca dan menuliskan uneg-unegnya yang dipostingkan di blog komunitas : Kompasiana, Politikana, serta di milis-milis yahoogroups.com : Forum Pembaca Kompas, Mediacare, Media Umat, Ekonomi Nasional, PPI-India, Indonesia Rising, Nongkrong Bareng Bareng, Wartawan Indonesia, Zamanku, Eramuslim, Sabili, Mencintai Islam, Syiar Islam, dengan nickname rifkyprdn@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Siapa Pemilik Priok?

19 April 2010   02:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca peristiwa gagalnya penggusuran komplek Gubah Al-Haddad yang menimbulkan bentrokan itu telah membuat publik mengarahkan perhatiannya ke Terminal Peti Kemas di Priok yang dikenal dengan nama JICT (Jakarta International Container Terminal).

Berkait dengan JICT ini ada hal yang menarik, siapa sebenarnya PT. JITC itu ?.

Untuk itu ada baiknya jika ditelusuri dulu dari apa dan siapa PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau yang biasa dikenal dengan nama PT. Pelindo II (Persero).

PT. Pelindo II ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola jasa kepelabuhanan di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 1 Desember 1992.

Perusahaan ini mengelola 12 pelabuhan yang tersebar di 10 propinsi, yaitu pelabuhan Teluk Bayur di propinsi Sumatera Barat, pelabuhan Jambi di propinsi Jambi, pelabuhan Palembang di propinsi Sumatera Selatan, pelabuhan Bengkulu di propinsi Bengkulu, pelabuhan Panjang di propinsi Lampung, pelabuhan Tanjung Pandan di di propinsi Bangka Belitung, pelabuhan Pangkal Balam di propinsi Bangka Belitung, pelabuhan Banten di propinsi Banten, pelabuhan Tanjung Priok di Propinsi DKI Jakarta, pelabuhan Sunda Kelapa di propinsi DKI Jakarta, pelabuhan Cirebon di propinsi Jawa Barat, pelabuhan Pontianak di propinsi Kalimantan Barat.

PT. Pelindo II ini mempunyai 3 anak perusahaan dan 2 perusahaan afiliasi.

Anak perusahaan tersebut adalah PT. Rumah Sakit Pelabuhan, dan PT. MTI (Multi Terminal Indonesia), serta PT. EDI Indonesia (Electronic Data Interchange Indonesia).

Perusahaan afliasi tersebut adalah PT. JICT (Jakarta International Container Terminal), dan kerjasama operasi TPK Koja (Terminal Petikemas Koja).

Nah, didalam perusahaan PT. JITC ini, PT. Pelindo II (Persero) hanya mempunyai saham sebesar 48,9% saja.

Selebihnya yang 51,1% dikuasai oleh Kopegmar (Koperasi Pegawai Maritim) sebesar 0,1%, dan Grosbeak Pte.Ltd sebesar 51%.

Grosbeak Pte.Ltd ini merupakan anak perusahaan dari Hutchison Whampoa Ltd yang merupakan dari grupnya Hutchinson Port Holding.

Sementara itu, di TPK Koja yang merupakan kerjasama operasi itu PT. Pelindo II mempuntai saham sebesar 52,12% dan PT. Ocean Terminal Petikemas sebesar 47,88%.

TPK Koja ini sebenarnya hanyalah sister company dari PT. JITC, mengingat PT. Ocean Terminal Petikemas merupakan anak perusahaan dari OE&OD (Ocean East & Ocean Deep) yang juga masih merupakan perusahaan yang berada dibawah naungan grupnya Hutchinson Port Holding.

Dan memang demikian halnya, PT. Ocean Terminal Petikemas pada tanggal 14 Agustus 2007 berubah nama menjadi PT. HPI (Hutchison Port Indonesia).

Berkait dengan penggusuran komplek Gubah Al-Haddad yang kemarin itu, pemerintah mengerahkan lebih dari 2.000 personil yang terdiri dari sekitar 1.750 personil Satpol PP dan 640 personil Brimob dan Samapta Polri serta ditambah dengan beberapa personil dari Garnizun TNI.

Disamping itu dikerahkan juga kendaraan pengendali massa atau biasa disebut dengan nama water canon, serta peralatan berat untuk melakukan penggusuran berupa buldozer dan excavator.

Hasilnya, kerugian yang harus ditanggung negara berupa 24 unit truk pengangkut pasukan, 43 unit Isuzu Panther, 2 unit kendaraan operasional Toyota Kijang, 14 unit pick up KIA, 2 unit kendaraan komando, 1 unit sepeda motor trail, 575 helm dan tameng serta rompi anti huruhara, dengan jumlah kerugian itu belum termasuk kerugian berupa kendaraan water canon dan buldozer serta excavator.

Disamping materi, juga jatuh korban kerugian berupa raga dan nyawa manusia. Beberapa warga masyarakat luka berat dan beberapa anggota Satpol PP tewas serta ratusan lainnya luka-luka. Bahkan menurut isu kabar rumor, masih ada beberapa warga masyarakat dan anggota Satpol PP yang masih belum diketahui nasib dan keberadaannya.

Akhirulkalam, sesungguhnya semua kerugian itu pada hakikatnya didedikasikan untuk siapa ?.

Wallahulambishswab.

*

Catatan Kaki :

*

Gambar ilustrasi dicopy paste dari antara.foto.com dan images.kompas.com

*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun