Salah satu upaya yang dinilai ampuh untuk memberantas terorisme adalah dengan program deradikalisasi.
Deradikalisasi merupakan upaya menetralisir paham radikal bagi mereka yang terlibat teroris dan para simpatisannya serta anggota masyarakat yang telah terekspos paham-paham radikal, melalui reedukasi dan resosialisasi serta menanamkan multikuralisme.
Terkait program deradikalisasi itu, pemerintah Indonesia berencana tidak hanya akan dilakukan secara parsial yang hanyamelibatkan Polri saja. Tetapi juga akan melibatkan institusi lain seperti Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional sebagai misalnya.
“Karena ajaran fanatisme masih banyak berkembang di Indonesia, maka penting untuk melakukan deradikalisasi terhadap orang-orang tersebut”, kata Ketua Divisi Pembinaan Hukum Polri, Irjen Polri Aryanto Sutadi.
“Menko Polhukam juga telah mendesak beberapa pihak untuk melakukan ini melalui penyebaran buku Islam moderat di beberapa LP. Kita memang selalu dianggap terdepan tapi dibanding negara lain kita terlembek”, jelas Kepala Desk Antiteror Polhukam, Ansya'ad Mbai.
Berkait dengan itu, apa yang dimaksudkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya deradikalisasi secara komprehensif itu ?.
Apakah akan termasuk dalam upaya merevisi ajaran agama Islam yang berkaitan dengan konsep jihad dan mati syahid ?. Ataukah, termasuk merevisi ajaran agama Islam secara komprehensif menyangkut di hal-hal lainnya ?.
Jika kita merujuk kepada rentetan peristiwa peledakan bom yang terjadi di Indonesia, maka sesungguhnya ada pesan yang ingin dialamatkan kepada pihak tertentu, yaitu pesan yang ditujukan kepada Amerika Serikat dan sekutunya.
Hal yang senada juga pernah diungkapkan oleh seorang pakar dan praktisi dunia inteljen yang seorang blogger Kompasiana dan juga penulis buku ‘Inteljen Bertawaf’, Prayitno Ramelan, pada suatu kesempatan dialog yang diselenggarakan oleh TV One yang dipandu oleh Karni Ilyas.
Jika merujuk dari itu, maka sesungguhnya yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia cukup di satu titik sasaran yang fokus saja, sehingga lebih efektif dan tepat pada sasarannya.
Titik sasaran itu adalah memberikan pemahaman tentang pemilihan medan jihad, dalam arti kata bahwa peristiwa peledakan bom yang terjadi di Indonesia itu adalah suatu kesalahan dalam pemilihan medan jihad qital.
Mengapa perlu fokus ?.
Upaya deradikalisasi itu malahan melebar kemana-mana, termasuk keinginan untuk merevisi ajaran agama Islam Islam yang menyangkut di hal-hal lainnya, justru akan kontra produktif.
Disamping itu, upaya deradikalisasi itu juga dikhawatirkan akan ditunggangi oleh faham-faham pemikiran yang ingin mengobok-obok ajaran agama Islam.
Jika itu yang terjadi, maka program yang disebut sebagai upaya deradikalisasi itu justru akan menimbulkan resistensi dan reaksi penolakan dari umat Islam.
Akhirulkalam, mengapa tidak fokus saja dengan diarahkan kepada titik persoalan utamanya, yaitu kesalahan dalam pemilihan medan jihad qital ?.
Mengapa justru seakan-akan didalam program itu ada hidden agenda lainnya semisal seperti upaya untuk menghilangkan aspek jihad qital dalam ajaran agama Islam ?.
Titipan siapakah hidden agenda itu ?.
Wallahulambishshawab.
*
Catatan Kaki:
- ‘Bom Anti Amerika‘ ,klik di sini
- ‘Al Qaeda vs Obama atau Al Qaeda vs SBY ?‘ ,klik di sini
- ‘Bom terkait Hasil Pilpres ?‘ ,klik di sini
- ‘Kaitan Bom dengan Castel Asia‘ ,klik di sini
- ‘Protocol Zionisme‘ ,klik di sini
- ‘Jerusalem 1187 Masehi‘ ,klik di sini
- ‘Maskot Perekat Kultural antar Peradaban Dunia‘ ,klik di sini
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H