Mohon tunggu...
Atos
Atos Mohon Tunggu... Mahasiswa - never stop learning

mengudar rasa.. merangkai kata.. melepas tawa.. bebaskan jiwa.. bernafas lega.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pekan Suci – Pekan Paradoks, Lambang Iman (Bagian 5)

25 April 2011   16:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca dulu pengantar dari Atos ini:

Tulisan berikut ini bukanlah karya saya (Atos).  Ini adalah permenungan seorang sahabat. Dia mengirimkannya pada saya. Dan atas seizinnya, saya mempublikasikan tulisan ini melalui kompasiana. Kalau dilihat dari judulnya, barangkali sedikit kadaluarsa, karena memang pekan suci sudah lewat. Namun, jika mau membaca dan mencermati isinya, tulisan berikut senantiasa up to date. Selamat menikmati.

Dan ini pengantar dari penulis:

Tulisan ini merupakan permenungan pribadi. Meskipun dalam tulisan ini saya banyak menggunakan kata “Gereja menyampaikan...”, namun hal tersebut merupakan apa yang saya hayati dari apa yang Gereja tampilkan dalam serangkaian liturgi di pekan suci.

Saya berterimakasih kepada sahabat saya, yang telah menginspirasi saya bahwa pekan suci merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Terutama saya berterimakasih kepada Yesus, yang melalui Roh-Nya, saya imani telah mengijinkan saya untuk menghayati apa yang Ia alami, yang saya tuangkan melalui tulisan ini.

Tulisan ini secara khusus saya persembahkan untuk rekan-rekan seiman agar bersama-sama dapat menghayati misteri paskah dengan lebih mendalam dan membawanya pada peristiwa hidup keseharian.

Tulisan ini juga saya persembahkan untuk teman-teman yang tidak seiman, untuk boleh ikut ‘mencicipi’ apa yang kami rayakan selama paskah. Dalam hal ini, saya tidak bermaksud untuk memaksakan ajaran agama saya, karena saya yakin, iman merupakan milik pribadi yang tidak dapat dipaksakan. Namun, alangkah baiknya jika saya diperkenankan untuk membagikan kebahagiaan yang saya rayakan selama paskah ini.

Salam Paskah,



(Angeline Virginia Kartika)



.

.

Dan ini permenungannya: :) ~selamat menikmati~

Ini merupakan permenungan pribadi saya tentang pekan suci. Setelah merenungkan peristiwa-peristiwa pekan suci secara keseluruhan, saya mengambil tema “paradoks” dalam permenungan tahun ini. Selama peristiwa di pekan suci, “paradoks” merupakan nuansa yang Yesus angkat dalam setiap tindakan-tindakanNya. Yesus hendak menjungkir-balikkan apa yang manusia pikirkan.



Buah dari pekan suci - Ucapan syukur dan peneguhan iman

Sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus memang hanya terjadi satu kali. Namun, melalui liturgi Gereja, kita boleh merayakan peristiwa tersebut setiap tahunnya. Betapa bersyukurnya kita, ketika boleh diingatkan kembali akan peristiwa tersebut yang merupakan paradok-paradok kehidupan yang dapat menumbuhkan iman dan diri kita. Yang dapat menegarkan kita di saat mengalami kegelapan dalam hidup.

Lebih bersyukur lagi ketika kita diijinkan untuk merayakan seluruh peristiwa ini bukan hanya melalui liturgi Gereja, namun dalam peristiwa yang kita hadapi sehari-hari. Contohnya, ketika kita dihadapkan pada kegagalan-kegagalan, sehingga kita belajar untuk menghadapi kegagalan tersebut. Ketika kita diijinkan untuk menghadapi orang-orang yang menyebalkan, sehingga kita belajar untuk tetap melayani mereka. Ketika kita diijinkan untuk menjadi seorang pemimpin, sehingga kita diberi kesempatan untuk melayani bawahan kita. Ketika kita dihadapkan dengan orang-orang di sekitar kita, sehingga kita memiliki kesempatan untuk mengasihi mereka. Ketika kita boleh menerima rahmat keselamatan melalui pembabtisan yang menyatukan kita dengan Gereja. Melalui penyatuan ini, kita diijinkan untuk menerima pengampunan di kala berdosa (dalam sakramen pengampunan dosa). Kita juga diijinkan untuk bersekutu dengan Allah, menimba kekuatan dariNya untuk menghadapi peristiwa-peristiwa dalam hidup melalui sakramen Ekaristi.

Hari Raya Paskah memang secara khusus dirayakan Gereja sekali dalam setahun. Namun Paskah (sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus) yang sesungguhnya kita alami setiap hari melalui serangkaian peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Alangkah indahnya jika kita menyatukan segala peristiwa paskah dalam hidup kita dengan Paskah Kristus sendiri. Dengan demikian, Tuhan sendiri yang akan menjadi sumber kekuatan kita dalam menghadapi kesengsaraan dan ‘kematian’. Sehingga di akhir kesengsaraan tersebut, kita boleh bangkit bersama Kristus.

(TAMAT)

Pekan Suci – Pekan Paradoks, Lambang Iman (Bagian 1)

Pekan Suci – Pekan Paradoks, Lambang Iman (Bagian 2)

Pekan Suci – Pekan Paradoks, Lambang Iman (Bagian 3)

Pekan Suci – Pekan Paradoks, Lambang Iman (Bagian 4)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun