Mohon tunggu...
bocah larangan
bocah larangan Mohon Tunggu... -

BUKAN PENDAHULUAN Karena NOL yang biasa digunakan untuk Mengawali hitungan sudah diambil oleh si PANDAI Kini jatah-ku, dan Anda, adalah SATU Itu-pun bila Anda mau mengambil dan menyimpan-nya Bila tidak aku kan tetap sabar menunggu mereka yang mau menggantikan Anda. Sebagai orang yang kalah pandai Hanya bisa berharap bahwa pada akhir segala sesuatu Aku dan sahabat baru, Akan dibagi NOL Oleh si PANDAI Bukan sebagai PENDAHULAN Melainkan sebagai AWAL sampai AKHIR vilayat_1khan@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah kaprah

15 Agustus 2010   22:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dan bumi telah dibentangkanNya untuk mahlukNya.

Didalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.

Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.

Jadi pada dasarnya Tuhan menciptakan semunya dalam keadaan seimbang. Langit, bumi, laut, darat, flora dan faunanya. Kita tidak perlu ragu lagi tehadap keseimbangan ciptaan-Nya. Dan tidak perlu ragu terhadap nikmat-Nya. Karena semua yang Tuhan ciptakan untuk manusia. Tapi ingat ! itu semua ujian. titipan. Artinya boleh semua yang Tuhan berikan kita nikmati. Tapi jangan sampai dibutakan oleh kenikmatan tersebut. Awas! Sebab orang buta (buta mata hati) tidak akan bisa menjadi wakil Tuhan (khalifah). Salah satu tugas khalifah ialah; Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. QS. 55:7. Tuhan sudah mewanti-wanti pada ayat ini. Inilah larangan Tuhan yang mesti kita tinggalkan. Jadi laranganTuhan tidak berkisar pada mabuk, madon, maling madat atau pertarungan diatas ranjang yang mirip binatang saja. Masalah kerusakan keseimbangan alam diluar masalah yang tadi lebih serius. Akibat hilangnya keseimbangan sekarang isu global warming (pemanasan global) sedang terjadi melanda dunia. Bukan hanya Indonesia, tapi Negara diseluruh belahan dunia mengalaminya. Ini terjadi disebabkan ulah kita sendiri. Hutan ditebangi dengan berlebihan/pengundulan tanpa pernah diganti (ditanami yang baru). Akibatnya erosi terjadi dimana-mana mengerus rumah-rumah penduduk. Kekeringan dimana-mana menyengsarakan rakyat. Kantong-kantong oksigen sudah hampir musnah, karena pohon-pohonya banyak yang musnah juga. Alam kita jadi gersang. Udaranya panas. Ahirnya pergantian iklim tidak menentu. Cuaca selalu buruk. Hanya karena ulah segelintir orang. Yang tidak tau fungsi hidup. Mungkin saja tau tapi enggan mengerjakan.

Keseimbangan juga tidak terbatas pada alamnya. Flora dan faunanya. Melainkan harus ada keseimbangan yang menyeluruh. Sebagai khalifah harus mampu juga menjaga keseimbangan ekonominya baik sistem ekonomi Negara maupun rumah tangga. Ini juga perintah tuhan (ibadah). Nah ibadah juga bukan berkisar pada sahalat. Zakat. Puasa. Haji. Saja. Tetapi menjaga keseimbangan ekonomi juga merupakan perintah Tuhan yang sangat serius, ibadah juga. Karena dampak dari kerusakan ekonomi bias jadi malah kita tidak bisa melaksanakan ibadah shalat. Zakat. Dan berhaji. kalau orang sudah mengkotak-kotakan, menganggap bahwa ibadah itu hanya urutan rukun seperti syahadat. Shalat. Zakat. Puasa dan berhaji saja. Tidak menyadari bahwa disisi yang ritual ada ibadah yang aktual. berupa praktek hidup di tengah-tengah masyarakat yang didasari ahlak al karimah. Bentuknya adalah berupa kepedulian kita terhadap sesama manusia. Terhadap kelestarian alam. terhadap keseimbangan ekonomi. Dan keseimbangan-keseimbangan yang lainya. Itulah ibadah aktual. Jangan sampai kita seperti bunglon. Dilingkungan agamanya menjadi sangat agamis tapi dilingkungan kerjanya justru menjadi maling. Akhirnya yang ditugaskan mengurus hutan. Menjadi maling hasil hutan. Yang ngurus laut maling hasil laut. Yang ngurus jalanan begitu juga. Apalagi yang ngurus keuangan makin seperti setan. Akibatnya Negara dihajar krisis moneter yang berkepanjangan. Kekhawatian-kekhawatiran di atas memang sudah terjadi dan dialami oleh bangsa kita. Karena apa ini semua bisa terjadi? Apalagi kalau bukan karena mendustakan ajaran agamanya!. Lho kok gitu? Lha iya! Nikmat Tuhan itu bukan untuk dinikmati oleh segelintir orang. Tapi untuk kita semua (manusia). Dengan nikmat itu agar bisa beribadah dengan nikmat. Menatap tujuan hidup yaitu sang maha hidup, Allah, dengan mantap tanpa ada rasa ketakutan dan tekanan. Itulah tugas khalifah yang kata lainya adalah pemimpin. Baik pemimpin maupun yang dipimpin harus bisa menjaga keseimbangan itu. Supaya dua-duanya tidak menjadi pendusta. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan. QS. 55:13. Pendusata tidak ingin Nikmat Tuhan dinikamati oleh seluruh umat manusia. Itulah penyakit hati (dengki) nabi telah melarang kita berlaku dengki melalui sebuah hadits; jauhilah perasaan dengki karena kedengkian itu akan menghabiskan kebaikanmu seperti api yang membakar kayu bakar kering. Alangkah bahayanya jika tidak mampu menghilangkan kedengkian itu dalam hati kita.Kita tidak akan bisa mengindahkan perintah Tuhan. Apalagi ajaran bijak para ulama. Memang tidak mudah menghilangkan penyakit dengki. Namun dengan berdo'a memohon pertolongan Allah, dan berusaha ridho atas kodrat dan iradat-Nya. Diharapkan mampu menghilangkan kedengkian itu. Karena hanya Dia-lah tumpuan dan harapan kita. Dan bagiNya tidak ada sesuatu yang susah. Tentu saja kita tidak boleh menjadi orang yang pasip, yang hanya bisa berdo'a tanpa upaya. Kita harus aktip. Senantiasa eling dan waspada terhadap hal-hal yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Karena hancurnya kekhalifahan diri. Yang mengakibatkan kerusakan dan pengrusakan yang diakibatkan dari kebutaan hati. Nah sekarang apakah masih mau mengatakan bahwa bencana yang terjadi karena kemurkaan Tuhan?. Ingat ada sebab pasti ada akibat! Tuhan itu maha pengasih. Semua yang diciptakanNya karena kasih sayangNya. Dia juga bukan pengadil (hakim) yang jahat. Dia Rahmaan-rahiim. Mustahil setiap yang lahir dari kasih sayangNya lalu dihancurkan-Nya. Dia bukan tukang murka seperti kita. Tapi ingat Dia sesuai dengan persangkaan kita. Dalam salah satu hadis disebutkan. Tuhan itu sesuai dengan persangkaan hambaNya. Oleh karena itu selalu berprasangka baiklah kepada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun