Mohon tunggu...
Bocah Angan
Bocah Angan Mohon Tunggu... -

kelahiran kedua itu membebaskan anda dari perbuatan "jarene" atau kata orang...menjadi diri anda sendiri adalah lebih utama dan lebih baik akibatnya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cetar Tiga Sabda Semayam Baheula

10 April 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:25 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

biar agak santei menyimak bacaan ini, gimana kalo sambil dengerin lagu?...setuju?
okeh...ready.............ready semua yah...yoooo.......
ini linknya
J [https://www.youtube.com/watch?v=bUl4k6WUUiY]...

udah diliat blom pideo-nya? Gak seru lho membaca benteng kata bergading kalo gak “ada cinta”...
oh ya...sementara jangan dulu menjudge “sesat” atau menduga “kafir”..apalagi menuduh “musyrik” yak...karena apa? karena...jika bocah-angan itu saya dan saya itu i , sedang i’m itu bacaan hati ini, maka “demi love at two” akan berlinear...
you can take everything i have...
you can break everything i am...
like i’m made of glass...like i’m made of paper...
go on and try to tear me down...
i will be rising from the ground...
like a skyscraper...like a skyscraper..

tiba-tiba bocah-angan terhentak...”wa dafuq” teriak orang yang disana...hmm..kaget dikit sih...mungkin maksud orang itu “what the fuck” kali yeee *benak bocah-angan mode on...sementara saya yang dikening sini menerimanya sebagai teguran yang seakan berkata “apa-apaan nih”....

okelah, kalo begitu...ntong lier nya’? Wish me luck...
.....
“kulonuwun”...teriak kalem bocah-angan tatkala dihadapannya ada sebuah pintu yang berada diteritori padepokan milik Ki Ain Syaqaw...
taklama berselang langkah yang lembut terasakan getar pijakan kaki yang mendekat...dan trus mendekat.. dan trus semakin dekat dan...
....
“Ya Ampyun...ternyata kamu toh bocah-angan...kirain sapa”...ramah kata menyambut dari pihak tuan rumah...”whats going on..dab...kok tumben sampean bertandang kemari, lagi galaw yaa?” lanjut ki-Ain Syaqaw seraya tersenyum jeruk nipis...
....
“taaaelah...si Aki...trus aja campur adukin bahasa anak salon, ama lagu-laguan kayak “bule” segala,mana dimix pake “dab” si-muda dijogja, and then pake bahasa gaul yang lagi trending topic pula...”kerut wajah bocah angan serasa mengecap tetesan jeruk nipis di ujarnya...
....
“begini ki...tadi pas saya lewat lapangan nun disana, kok tampak ramai banget kerumunan orang yak, ada apa ya Ki?....
....
“hmm..ho oh... yang disana itu lagi ada lomba eMTeQi..son”...
“lho...kok banyak tiang tinggi yang ada sangkar burungnya, bingungin aja deh si aKi?..
....
“ya iya lah...kalo masak ya iya dong..khan mereka pada lomba burung PERKUTUT”...jelas aki santai aja, bukan santei banget...
*benak bocah-angan mules on, seolah berkeluh pemikiran...
“Pak tua ini, gokil banget sih...masak lomba burung PERKUTUT equivalent dengan lomba eMTeQi?...
.....[335words]
.....
.....
“dah lah...jangan rempong oon gitu deh...ikut akyu yuk ke ruang pembelajaran...”suara Aki kemudian seakan membuyarkan semilir angin resah pemikiran yang sedang menerpa bocah-angan...
.....[critanya dah sampei diTKP]....
.....[TKP itu tujuan konspirasi pengajaran...kata redaksi lho...hehehe]....
....[TKP itu...duarrrr..kelamaan cong]...
....
*kemudian Ki-Ain melanjutkan dengan menggoreng tempe[makanan rakyat jelata] tulisan diwajan pemahaman...
.....
burung itu aku beli dengan harga akar satuan [tha ya ra] yang bermakna dasar sebagai “istilah”...
sedang MTQ itu istilah yang dikenal disana[“qaf ba lam”, qiblat, arah/panca peng-indera] dengan “Musabaqah Tilawatil Quran”...
hatta...aku iris tempe itu satu persatu dengan pisau Mustika[“ha da ya”,hudan] secara kening proporsional[“ain da lam”,’adil], sehingga “istilah” itu bisa dikembalikan ke tiang penumbuh yang menyangganya[kasyajarati thayibatin]...
.... , ....
pohon “musabaqah” itu kalo gak salah,akarnya itu [sin ba qaf]...
trus kalo pohon itu disiram air yang seperti diambil dari sumur-makna,maka yang ditimba artinya, akan tergenang diember pengetahuan sebagai “pengujian materi”...
....
nah kalo “tilawati” itu aksara rekaannya [lam wau wau] yang berguna sebagai “gerak sesuatu seperti kincir angin, yang seolah memutar tanya dan jawab arah angin”...
... , ...
al quran atau [qaf ra alif] :-> sesuatu keterangan yang mengandung nilai seni, seperti bacaan yang mengandung perbuatan rasa...[wujudnya ada namun tidak terukir makna secara langsung]...
.....
jadi, kalo menurutku “istilah” MTQ itu bisa dipahami sebagai “uji balistik peluru dialog pada bacaan rasa”....atau totalitas uji dalam membedah teliti pemikiran dengan rasa, guna mendapatkan manfaat seiring perangkat kebiasaan perintah yang semestinya[“kaf ta ba”kitab, yang bermakna “adab”]...
......
sehingga menurut pendapat aKi, terkait “istilah” eMTeQi yang diberlakukan dilapangan nun disana itu, hanyalah sebagai lomba tradisi “suara merdu” yang lagu-laguan(bergaya sombong)...tiada beda dengan lomba burung PERKUTUT...mendengarkan sebatas merdu saja, untuk memenuhi selera para penyantap nada fanatiknya...lalu segala kompromi yang dijadikan hasil pengetahuannya tanpa disertai ilmu yang semestinya, dan sudah pasti nilai kemerduannya itu terbentuk dari “SINDIKAT SELERA” yang berasal dari pemuka serta pembesar dikalangannya, yang kalo mereka itu diumpamakan dengan “istilah” makanan daerah maka mereka itu adalah MAFIA PATOK, atau gerombolan penjahat terorganisir yang membantai seni swara KEILMUAN yang semestinya dengan mematok “SCIENCE” kurikulum ber-ego manusia...
.....
.....
“ki...nyantei dulu napa njelasinnya...btw setelin lagu skyscraper,biar serasi suasananya nih”...gerah utik dikepala bocah-angan menyela dan meminta jeda...
.....[urlnya : https://www.youtube.com/watch?v=1PmUOHBN_1o ,kata redaksi lho...]
....
cah...begini saja...masih ingat tidak dengan alunan linea ini....
....
panekno blimbing kuwi [berburulah pandang pemikiran sesuai panca peng-indera]...
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dododiro [lapisi kekuatan menyepuh jiwa, guna “cloth the faithful” yang semestinya]...
.....
.....
ternyata, bocah angan sedang asik menyimak lembar tulisan bergurat pemikiran....
.....
############################################
“Can’t you see the love tonight?” elton disana menyeru dengan bahasa kodratnya...
kemudian yang disini pun seolah menterjemahkan seruan yang disana dengan bahasa ibunya...“dapatkah anda menciduk buih hempasan rasa yang temaram pandangannya?”...

lalu “benteng kata bergading” seakan melihatgejolak “ada cinta” disana yang dirasakan kembali, lalu disini seolah mengutarakan yang terbaca begitu[”kata penceramah yang tengil itu, ada pelacur masuk surga gara-gara memberi minum anjing yang haus”] dan sebenarnya begini...
---------------------------------------------------------------
suatu hari yang panas seorang wanita pezina melihat seekor anjing mengelilingi sumur sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan, lalu wanita itu melepas sepatunya seraya memberinya minum, ia pun diampuni karenanya...
---------------------------------------------------------------

jejak perkataan[yang dikenal luas dengan istilah “hadits”] terkait “wanita penzina” itu kemudian diurai secara konsep pemanggilan maknanya menjadi....
wanita pemikat[puspa] itu terlihat bergaya bagaikan “pelawak s bagio” yang berajian motho kata “langganan non”...dan berselang senandung seperti ketukan seirama “sepatunya bang iwan pales”...
duduk sini cah, dekat pada titah, jangan kau usik puspa-mu...
turunlah lekas dari pangkuannya, engkau lelaki “sunat sipasi”...

sunat sipasi?
seperti payung fantasi “kalijaga”[kj] yang disunat pola pemikirannya hingga bergaya masa kinimenjadi “kopral jono”[KJ] yang terlihat miring topinya, seakan berdendang linea... “Aksimu bung[KJ] very good seperti mas Robin Hood[kj]”...
############################################[938words]
.....
.....
“busyet dah...helow...” tepuk halus tangan si Aki dipundak bocah-angan...
“kamu pasti mau tanya lagi yak...maruk banget sih sama teori...ingat lho..jangan berlebihan...dan janganlah berlebihan” lanjut si aki mencoba bijak pembicaraan secara sanksi waktu...
......
“tapi begini saja...catat ya cah, didahimu”....
anjing yang haus itu, seperti sangka drama terkait istilah MTQ...nah.. penjelasan yang diuji dan dibeberkan itu seperti memberi minum pada uji istilahnya...
wanita penzina itu tertulis dengan [امْرَأَةًبَغِيًّا], dan aki diberi bisik pemahaman sebagai titik puspa atau pandang pemikat karena adanya pantulan suara mustika...atau yang tertera pada prasasti jayabaya sebagai...
cina eling seh seh kalih pinaringan sabda hiya gidrang-gidrang....
contoh pantulan suara mustika itu seperti :
ketika berminda saat “semayam baheula” ingat iklan yang bersuara “bakso non...langganan”...maka yang tercetus didahi orang yang mengenalnya pasti tertuju pada pelaku suaranya..kebetulan saat dulu yang menyuarakannya, dilihat dan dikenal berupa pelawak s-bagio...
berbeda dengan “KaliJaga” atau “Kopral Jono”, yang hanya dikenal tanpa bisa dilihat rupanya...sehingga aki asumsikan sebagai “payung fantasi”...karena leluhur yang “canggih” yang menggunakan
pandang pemikat itu selalu bertabiat tanpa pamrih bila menuai ujar dalam ajar yang berbudi...guna menghindari penyembahan kepada “bangkai manusia” dikemudian harinya...
......
mengenai “surga”...
surga itu apa? ianya bisa bergerak seperti “pumped up kicks” atau gairah pemikiran yang menendang, coba dengerin lagunya “foster the people” deh...yang ada better run..better run...kemudian “run” hingga bertemu dengan akar rasanya yaitu [ja nun nun] yang berpohon “jannah”...
......
dan mengenai “iman dan kafir” sudah pernah dijelaskan kan....karena “dafuq” itu istilah yang aki infaqkan dari [da fa qaf] dafiqin 86:6 yang bermakna timba : tudingan yang berpotensi membanting stir selera pada pandangan...
“jadi aki ulang pada intinya saja yak”...
jika kamu gunakan kata “iman dan kafir” sebagai alat mustika, maka yang akan dilihat/diperoleh adalah manfaat cara pandangnya..
jika kamu gunakan kata “iman dan kafir” sebagai alat pencela radiaktif, maka yang akan dilihat/diperoleh adalah kerusakan cara pandangnya…....
.....
oh ya..hampir lupa...mengenai ungkapan “wa dafuq” itu, sejenis istilah “trending topics” atau dikenal namun berbatas waktu tayangnya...sehingga istilah itu berjenis “zakat”...

siramilah akar “za kaf ya/kaf” agar pohon kuwi tumbuh tegar semesti...
“zakat” itu pendekatan pemikiran yang menggunakan nuansa “life style”, seperti lagu, puisi, sajak, fiksi, dlsb...
....
sampai pada kesimpulan penutup...
musyrik[sya ra kaf] itu berbanding terbalik dengan syukur[sya kaf ra]...
kalo “musryik” itu terpa cenderung “tidak mau menerima” atau “ inginnya berkuasa terus”...
contohnya adalah :
seperti spanduk berkurma busuk yang bertuliskan “musabaqah tilawatil quran akan diselenggarakan bla..bla..bla..”, yang dipasang diatas tanah jawa, yang bukan kodrat teritori bahasanya...
atau..mereka membaca “zakat” pada dahi, diterpakan pada tangan yang bersuara “zakat ujung-ujungnya duit”, “mari kita berzakat dirumah zakat milik PT Imitasi”...nah itu sama saja merendahkan, dan meremehkan makna keilmuan kata yang semestinya...atau stigmatisasi yang ugal-ugalan[4:48 itsman ‘azhiman]

dikehidupan dunia seharusnya tidak ada “kaya dan miskin”...karena jamannya sudah salah, maka ada pengakuan tentang “kaya dan miskin”...akhirnya mereka terjerumus dengan pandangan bernilai “materi” apabila membaca “PETUNJUK KEHIDUPAN”...akhirnya mereka IDIOT mutlak secara hati...

seharusnya kan seperti lirik lagu...
hamba menyanyi[istilah zakat]...mencita swara[istilahnya shalat]...
turut kepada seni[istilah al quran]...ibu[yang melahirkan] INDONESIA...

atau secara garis besar...jika ada orang yang menganggap tanah suci itu PALESTINA, YERUSALEM, atau ARAB SADI...maka hal tersebut adalah ....

tiba-tiba dari jauh terdengar suara...”WHAT THE FUCK”...apa-apaan nih...yang bener tuh INDONESIA, tanah naungan sendi lahiriah, tanah pusaka kehidupan semesta raya, tanah yang suci keberadaannya digaris sang UTAMA...
......
akhirnya pihak redaksi terpaksa menutup kisah “ready” ini, karena si-aki dan si-cah, menghilang entah kemana...
tiga sabda itu “kaf lam ba”, waktu keberadaan, pelaku keberadaan, tempat keberadaan....
atau yang dikenal dengan istilah “triniji nan suci”...
cetar itu seperti suara cambuk yang bunyinya kekinian...
contohnya...
bener gak sih kalo “KIAMAT” itu sudah dekat...
......
......
ada cinta yang kurasakan kembali
cinta yang datang dan tumbuh karenamu
ada cinta yang kurasakan dalam hati
semoga bersemi sampai nanti...[1532words]

catatan kaki :
+penulis digembleng di “institusi tak terlihat” untuk menajamkan “mata bathin” dalam memproses pandang pengetahuan terkait “PETUNJUK KEHIDUPAN”. Kresna dengan cara tersebut akan berasa seperti “NO BOUNDARIES” yang mengandung spontanitas hati tanpa topeng...yang menjadikan penulis tahu, bahwa PETUNJUK itu ada dimana-mana saatnya, dalam bentuk dan sifat apa dan manapun!!! Tanpa perlu diatur oleh pemikiran ber-ego manusia, yang kotor keberpihakan, dan cenderung serakah bernilai tiga raja [bangga kuasa agama, bangga kuasa negara, diatas kuasa bangsa]...

++penulis itu pencacah batu seni dikepala atau istilahnya “rocker”..bukankah rocker juga manusia biasa?...jadi saya sama saja dengan anda semua dimanapun berada... dan sebab yang dikedepankan adalah rasa bukan cipta maka SENI itulah yang akan menyatukan cara pandang pengetahuan diseluruh dunia...seni pahat kata, seni cita swara, seni lakon sendra...

+++penulis tiada memiliki “gelar terpuja” layaknya ulama, kyai, proffesor dst...namun jika email penulis tertera “bocah.angon.mba”, maka mba itu “muhammad bin abdullah”...sebab equivalent dengan data disana yang bersuara “namanya seperti namaku[ba], nama ayahnya seperti nama ayahku[mba]”...
dan jika ternyata, para penguasa yang serakah itu pada paranoid, maka gelar penulis bisa saja ada...yaitu “ngeselin”...

++++penulis bukanlah pemimpin manusia diseluruh dunia saat ini, karena diantara anda sudah ada orangtua atau sepuh, yang bisa diandalkan menata kehidupan, yang “eling” kepada majikan yang satu, namun terhalang dengan cara yang buta dalam membaca “Petunjuk Kehidupan”...
Ki Hajar Dewantara telah merumuskan caranya dalam nota “PANCASILA”...yang istilah itu lagi-lagi dicuri oleh manusia busuk yang dulu bernama “SOEKAARNO”....

+++++ingatlah... tradisi mereka yang seperti “pengajian, puasa, shalat jam dinding dst” itu adalah contoh nyata perbuatan “MUSYRIK”...berilah saran pengetahuan dengan menyebarkan secara luas tulisan hati ini....selagi ada nafas dan kesempatan hidup, maksimalkanlah untuk berubah kearah yang lebih baik, yang memiliki adab kemanunggalan yang satu majikan atau manunggaling kawula gusti atau kitabullah...

salam cinta dan kedamaian....[1848]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun