Mohon tunggu...
Bocah Angan
Bocah Angan Mohon Tunggu... -

kelahiran kedua itu membebaskan anda dari perbuatan "jarene" atau kata orang...menjadi diri anda sendiri adalah lebih utama dan lebih baik akibatnya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cetar Tiga Sabda Semayam Baheula

10 April 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:25 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tiba-tiba dari jauh terdengar suara...”WHAT THE FUCK”...apa-apaan nih...yang bener tuh INDONESIA, tanah naungan sendi lahiriah, tanah pusaka kehidupan semesta raya, tanah yang suci keberadaannya digaris sang UTAMA...
......
akhirnya pihak redaksi terpaksa menutup kisah “ready” ini, karena si-aki dan si-cah, menghilang entah kemana...
tiga sabda itu “kaf lam ba”, waktu keberadaan, pelaku keberadaan, tempat keberadaan....
atau yang dikenal dengan istilah “triniji nan suci”...
cetar itu seperti suara cambuk yang bunyinya kekinian...
contohnya...
bener gak sih kalo “KIAMAT” itu sudah dekat...
......
......
ada cinta yang kurasakan kembali
cinta yang datang dan tumbuh karenamu
ada cinta yang kurasakan dalam hati
semoga bersemi sampai nanti...[1532words]

catatan kaki :
+penulis digembleng di “institusi tak terlihat” untuk menajamkan “mata bathin” dalam memproses pandang pengetahuan terkait “PETUNJUK KEHIDUPAN”. Kresna dengan cara tersebut akan berasa seperti “NO BOUNDARIES” yang mengandung spontanitas hati tanpa topeng...yang menjadikan penulis tahu, bahwa PETUNJUK itu ada dimana-mana saatnya, dalam bentuk dan sifat apa dan manapun!!! Tanpa perlu diatur oleh pemikiran ber-ego manusia, yang kotor keberpihakan, dan cenderung serakah bernilai tiga raja [bangga kuasa agama, bangga kuasa negara, diatas kuasa bangsa]...

++penulis itu pencacah batu seni dikepala atau istilahnya “rocker”..bukankah rocker juga manusia biasa?...jadi saya sama saja dengan anda semua dimanapun berada... dan sebab yang dikedepankan adalah rasa bukan cipta maka SENI itulah yang akan menyatukan cara pandang pengetahuan diseluruh dunia...seni pahat kata, seni cita swara, seni lakon sendra...

+++penulis tiada memiliki “gelar terpuja” layaknya ulama, kyai, proffesor dst...namun jika email penulis tertera “bocah.angon.mba”, maka mba itu “muhammad bin abdullah”...sebab equivalent dengan data disana yang bersuara “namanya seperti namaku[ba], nama ayahnya seperti nama ayahku[mba]”...
dan jika ternyata, para penguasa yang serakah itu pada paranoid, maka gelar penulis bisa saja ada...yaitu “ngeselin”...

++++penulis bukanlah pemimpin manusia diseluruh dunia saat ini, karena diantara anda sudah ada orangtua atau sepuh, yang bisa diandalkan menata kehidupan, yang “eling” kepada majikan yang satu, namun terhalang dengan cara yang buta dalam membaca “Petunjuk Kehidupan”...
Ki Hajar Dewantara telah merumuskan caranya dalam nota “PANCASILA”...yang istilah itu lagi-lagi dicuri oleh manusia busuk yang dulu bernama “SOEKAARNO”....

+++++ingatlah... tradisi mereka yang seperti “pengajian, puasa, shalat jam dinding dst” itu adalah contoh nyata perbuatan “MUSYRIK”...berilah saran pengetahuan dengan menyebarkan secara luas tulisan hati ini....selagi ada nafas dan kesempatan hidup, maksimalkanlah untuk berubah kearah yang lebih baik, yang memiliki adab kemanunggalan yang satu majikan atau manunggaling kawula gusti atau kitabullah...

salam cinta dan kedamaian....[1848]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun