Saya jadi harap-harap cemas. Saya disuruh datang saja dahulu ke tempat minivan mangkal, perkara bisa berangkat atau tidak itu urusan belakangan, huufftt...okeee!
Pas banget saya teriak di depan koko-koko yang sedang mencari penumpang, kebetulan dia salah satu sopir yang mobilnya akan berangkat. Dia bicara pakai bahasa lokal sana yang saya tidak mengerti, dia pikir mungkin saya orang Chinese, maklum muka saya agak-agak oriental busuk haha.
Biar pasti dan tidak salah jurusan saya perlihatkan ke dia foto-foto Tagong di layar ponsel, dia bilang OK lalu membukakan pintu mobil, dia masih terus nyerocos saya cuma mesem-mesem belagak mengerti. Agak lama juga nunggu penumpang lainya hingga mobil sejenis SUV made in China itu penuh dan kita berangkat.
Baru satu jam perjalanan mobil sudah memasuki daerah pegunungan. Mobil menanjak pelan di dataran tinggi pegunungan dengan salju yang semakin tebal menutupi jalan. Butiran-butiran es melayang turun dari langit terbawa angin gunung. Saya senang kegirangan melihat pemandangan keren begitu, tapi juga khawatir.
Senang karena baru pertama kali ini menyusuri jalanan penuh salju. Khawatir kalau mobil kenapa-kenapa maklum jalanan basah dan licin, takut juga kalau kami tiba-tiba harus balik ke Kangding karena jalan ditutup.Â
Sempat melewati sebuah mobil yang tergelincir dan menunggu dievakuasi. Saya bilang ke sopir untuk hati-hati. Banyak terlihat mobil-mobil yang melilitkan rantai besi ke ban, mungkin biar gampang merambah onggokan salju.
Si sopir sempat terlewat beberapa kilometer, dia lupa kalo ada penumpang "asing" yang minta turun di Tagong, karena penumpang lainnya tujuan Bamey, kota berikutnya setelah Tagong. Mobil lalu putar balik dan saya diturunkan di Tagong Square. Suasana saat itu masih sepi dan hujan salju masih turun.
Saya lihat sekeliling mencari-cari penginapan, turis biasanya menginap di hotel persis di depan Tagong Square. Hotel pertama yang saya datangi masih tutup dan tidak ada penjaga yang membukakan pintu, mungkin hotelnya hanya buka musim panas aja? Entahlah.
Lalu saya disapa oleh perempuan yang sedang beres-beres baru buka toko, dan ternyata di atas toko tersebut tersedia penginapan, saya disuruh naik ke lantai dua, lumayan dapat kamar strategis karena jendela langsung menghadap ke Tagong Square dan Tagong Temple.