Mohon tunggu...
Boby Bahar
Boby Bahar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Independent Traveler

24 countries and counting more. Dreaming to publish my traveling book. Terimakasih sudah mampir. boby.bahar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pemandangan Spektakuler di Atas Gunung Ile Ape Lembata

15 Agustus 2016   22:30 Diperbarui: 16 Agustus 2016   09:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Irno memasak nasi dan mie goreng plus ikan asin sambal tomat. Setelah semua matang tiba-tiba gerimis datang. Kita lalu beralih masuk tenda dan menyantap makan malam beralaskan daun pisang di dalam tenda. Di luar sudah turun hujan.

Gara-gara hujan kami tidak bisa menikmati malam dengan melihat bintang-bintang. Tenda sempat bocor kemasukan air hujan dan kita pun tetap tertidur. Tepat jam 4.30 alarm saya berbunyi dan semua bangun. Irno buru-buru menyalakan kompor portable dan membuat kopi panas. Setelah ngopi-ngopi kilat kita lanjutkan pendakian ke puncak untuk melihat sunrise. 

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi
Sekitar jam 6 pagi kami sudah tiba di puncak. Matahari malu-malu mengintip dari balik awan. Sangat disayangkan cuaca kurang bagus. Langit diselimuti awan tapi untung saja tidak datang hujan. 

Secara keseluruhan pemandangan dari atas Ile Ape ini menurut saya adalah salah satu pemandangan puncak gunung yang paling cantik di Indonesia. Gimana enggak, dari atas puncaknya kita bisa melihat gugusan pulau-pulau disekitarnya dimana pulau-pulau tersebut juga mempunyai gunung sendiri. 

Karena cuaca gak terlalu bersih, pulau Alor hanya terlihat samar di sebelah Timur. Reksi bilang apabila langit bersih dan terang kita bahkan bisa melihat pulau Komba dengan gunung api Batutara di bagian Utara. Gunung Ile Ape memang tidak terlalu tinggi, hanya 1.450 mdpl, namun pemandangan di atas puncaknya sungguh spektakuler.

Puncak gunung Ile Ape berbentuk mirip lingkaran, lingkaran itu tidak full namun seolah mengelilingi puncak belerang yang menjulang tinggi di sisi Timur. Puncak belerang yang tak henti mengepulkan asap, bau menyengat tercium ketika asapnya dibawa angin dan mampir ke hidung. 

Di bawah gunungan itu menyebar batu-batu vulkanik lalu hamparan padang pasir putih yang lumayan luas. Pemandangan tersebut kontras dengan kuningnya belerang. Saya seolah sedang tidak berada di gunung-gunung yang ada di Indonesia. Hamparan pasir putih itu yang membuat suasana berbeda. Puas memandang sekitar dan tak hentinya berdecak takjub tak lupa dong kita photo-photo sampai puas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun