Â
Saat ini kaum Sikh sudah semakin berkembang. Diperkirakan ada sebanyak 30 juta keturunan Sikh yang hidup menyebar di seluruh penjuru dunia, hampir 20 juta-nya hidup di India. Kaum Sikh mempunyai ciri khas tersendiri dalam berpenampilan, khususnya kaum pria. Kebiasaan dan aturan taat agama ini diturunkan oleh para Guru, dikenal dengan istilah Lima K (Kash, Kanga, Kadha, Kripan dan Kacha). Kash adalah rambut yang tidak boleh dipotong, pria kaum Sikh akan menggulung rambutnya dan menutupinya dengan sorban. Warna sorban bisa bermacam-macam, tergantung dari pilihan pemakainya, yang menyimbolkan komitmen penuh sang pemakai. Untuk kaum perempuan diharuskan memakai kerudung sebagai penutup kepala. Kanga berarti sisir, yang dipakai untuk merapikan rambut. Selain rambut, jenggot atau jambang juga harus dipelihara dan dirawat. Kadha adalah pemakaian gelang besi. Gelang besi bisa dikenakan di tangan atau kaki, sebagai perlambang kekuatan dan benteng diri. Kripan adalah pisau atau pedang, yang merupakan lambang pertahanan dari serangan. Dan yang terakhir, Kacha adalah pakaian yang panjang sebatas lutut atau paha yang dimaksudkan untuk kelincahan gerak tubuh. Untuk kaum pria Sikh yang tinggal di lingkungan modern, tidak semua K tadi dapat dijalankan, bisa jadi karena tekanan, adaptasi atau tingkat keimanan yang bersangkutan.
Â
Ciri khas identitas lainya dari kaum Sikh adalah dari pemakaian nama. Laki-laki banyak menggunakan nama belakang 'Singh' yang berarti singa. Sedangkan yang perempuan memakai nama belakang 'Kaur' artinya putri raja.
Â
Banyak yang menilai agama Sikh adalah perpaduan dari agama Hindu dan Islam. Agama ini didirikan oleh Guru Nanak (1469-1539), seorang yang awal mulanya adalah pemeluk Hindu. Dia lalu berkeinginan membuat sebuah agama yang bisa diterima siapa saja di India. Guru Nanak telah menggabungkan ajaran-ajaran pilihan dari agama Islam dan Hindu. Sikh meyakini akan adanya satu Tuhan yang punya kuasa atas segala-galanya. Sikh tidak mengenal kasta layaknya dalam Hindu. Sikh juga meyakini adanya reinkarnasi namun menolak adanya mukjizat. Sikh menekankan pada etika, moralitas dan nilai-nilai, dan meyakini semua manusia setara di mata Tuhan. Sepeninggal Guru Nanak, ajaranya diteruskan oleh penggantinya yang juga diberi pangkat Guru, ada sepuluh Guru setelah itu yang bergantian meneruskan ajaran Sikhisme yang perlahan-lahan semakin meninggalkan ciri Hindu dan Islam.
Â
(Foto: koleksi pribadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H