Mohon tunggu...
Boby Achmad Jafiar
Boby Achmad Jafiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga Angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Kesetaraan Gender: Tantangan dan Harapan

20 Juni 2024   23:27 Diperbarui: 21 Juni 2024   00:06 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesetaraan gender merupakan isu yang terus relevan dan mendesak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk mengurangi kesenjangan gender, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai masyarakat yang benar-benar setara.

Sejarah Perjuangan Kesetaraan Gender

Perjuangan untuk kesetaraan gender telah berlangsung selama berabad-abad. Di Indonesia, gerakan perempuan sudah mulai muncul sejak awal abad ke-20 dengan tokoh-tokoh seperti R.A Kartini dan Dewi Sartika yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pendidikan dan kehidupan sosial (Amar, 2020). Semangat ini terus berlanjut hingga era reformasi, dengan berbagai organisasi dan aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan di berbagai bidang.

Tantangan Kesetaraan Gender di Indonesia

Meski telah ada kemajuan, kesetaraan gender masih menghadapi banyak tantangan di Indonesia. Salah satu yang paling mencolok adalah kesenjangan upah antara pria dan wanita. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), upah rata-rata pekerja perempuan masih lebih rendah dibandingkan dengan pekerja laki-laki di berbagai sektor (Nuraeni dan Suryono,2021). Hal ini mencerminkan masih adanya diskriminasi di tempat kerja yang harus diatasi.

Selain itu, partisipasi perempuan dalam politik juga masih rendah. Meskipun sudah ada kuota 30% untuk keterwakilan perempuan di parlemen, kenyataannya jumlah anggota parlemen perempuan masih jauh di bawah angka tersebut. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk budaya patriarki yang masih kuat dan kurangnya dukungan bagi perempuan untuk terjun ke dunia politik.

Kekerasan berbasis gender juga merupakan masalah serius yang mempengaruhi kesetaraan gender di Indonesia. Data Komnas Perempuan menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan, baik dalam bentuk kekerasan fisik, seksual, maupun psikologis, masih sangat tinggi (Salamor dan Salamor, 2022). Ini menunjukkan perlunya perlindungan yang lebih kuat bagi perempuan dan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku kekerasan.

Upaya Menuju Kesetaraan Gender

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya yang menyeluruh dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Pemerintah, misalnya, harus terus memperkuat kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Ini termasuk penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelanggaran hak-hak perempuan dan penerapan kebijakan yang memastikan akses yang setara bagi perempuan di semua bidang kehidupan.

Selain itu, pendidikan juga memainkan peran penting dalam mencapai kesetaraan gender. Pendidikan yang inklusif dan merata dapat membekali perempuan dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk bersaing di dunia kerja dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat juga perlu didorong untuk menghapus stereotip gender yang menghambat perempuan dalam meraih potensi penuh mereka.

Peran Masyarakat dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun