Setiap orang seharusnya mempunyai "personal carbon account", suatu rekening yg menunjukkan kepedulian kita terhadap lingkungan.
Prinsip bekerjanya kira-kira seperti ini:
Rekening karbon adalah suatu rekening yang menujukkan kepedulian kita terhadap lingkungan, yang biasanya diukur dengan kontribusi terhadap pengurangan gas karbon (CO2) terhadap lingkungan maupun pengukuran lainnya yang terkait lingkungan.
Secara praktis hal ini bisa berupa pengukuran berapa sampah plastik/logam yg sdh kita daur ulang, berapa pohon yg sdh kita tanam, berapa bahan bakar yg tidak kita pakai karena kita jalan kaki  menuju tempat kerja, berapa jam/watt kita tidak menyalakan listrik, dan lain-lain, yg semuanya dapat diukur secara obyektif dan tepat. Tentunya kita harus menyerahkan hal ini kepada ahlinya (para ahli lingkungan) untuk menyusun kriteria dan pengukuran yang tepat.Â
Dari semua tindakan/apa yang sudah kita lakukan tersebut, kemudian dilakukan pengukuran secara tepat dan obyektif. Hasil pengukuran inilah yang pada akhirnya dapat di-monetize = disetarakan dengan nilai uang. Hasil monetisasi yg telah dinilai dengan uang dapat digunakan utk pembayaran, mendapat diskon, ataupun dimasukkan lagi ke berbagai program upaya pelestarian lingkungan.
Dengan hadirnya kemajuan teknologi (digital) seharusnya upaya kepedulian lingkungan difasilitasi dengan teknologi digital, misal melalui mobile application di handphone, dimana setiap individu harus mempunyai rekening karbon yang terhubung dengan dunia finansial. Kenapa harus terhubung dengan dunia finansial? Karena sebagai manusia pada umumnya akan lebih mudah tergerak jika ada insentif atau reward, misalnya secara finansial.
Bagaimana kira-kira implementasi di lapangan?
Saat ini yang terpikir  adalah memberdayakan para pemain yang bergerak di bidang sampah/daur ulang, misalnya para pemulung dan agen/pengepul sampah daur ulang. Kalau boleh mengambil contoh dari perkembangan  teknologi yang fenomenal dari Indonesia asli, aplikasi GoJek, maka kira-kira seperti ini.Â
Para agen/pengepul dan pemulung juga harus menjadi bagian dari masyarakat yang diberdayakan oleh GoJek. Mereka akan menjadi bagian dari "partner" GoJek, menambah deretan para parner GoJek yang telah ada. Sedangkan para konsumen GoJek yang saat ini sudah mempunyai akun dengan GoJek, akan mempunyai tambahan rekening baru, yaitu Rekening Karbon atau Rekening Lingkungan. Setiap saat, para konsumen GoJek yang  membuang sampah daur ulang melalui para pemulung dan/atau agen/pengepul akan mendapat poin/kredit yang nantinya dapat dikonversi menjadi nilai uang. Sedangkan para pemulung dan agen/pengepul juga melakukan bisnis serperti biasa, namun siklus pembayaran dan pendapatan mereka melewati bantuan sistem GoJek yang terhubung dengan dunia finansial.Â
Tentunya tantangannya adalah mengenalkan teknologi / edukasi kepada para pemulung atau agen/pengepul, pembiayaan  atas smartphone, dan memelihara agar mereka tetap terhubung terhadap saluran komunikasi digital (biaya koneksi/data).
Pendekatan ini mempunyai banyak manfaat. Pertama tentunya usaha pelestarian lingkungan yang dilakukan secara bersama oleh kita semua dengan melalui bantuan teknologi (go green) dengan adanya insentif yang pantas/wajar. Kedua adalah pemenuhan tujuan inklusi keuangan, yaitu menambahkan/memperbesar lapisan masyarakat yang terhubung dengan jasa keuangan secara formal.  Ketiga, pembukaan akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat menciptakan berbagai peluang  baru bagi mereka untuk dapat meningkatkan taraf hidup melalui akses terhadap kredit maupun jasa keuangan lainnya.
Ini hanya salah satu contoh yang terpikir dan masih banyak lagi upaya kreatif yang bisa dilakukan. Ayo.....peluang yang masih terbuka buat para pemain financial technology dan bagi kita semua untuk peduli lingkungan dan menuju pemenuhan pembangunan yang berkelanjutan - Sustainable Development Goals (SDG).
*) Referensi: Disarikan dari Chen Long, CSO Ant Financial Service Group, 2nd Asia Finance Forum, ADB Manila, 8-10 Nov 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H