Mohon tunggu...
Muhammad Andhika Pratama
Muhammad Andhika Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

universitas lambung Mangkurat prodi geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Petualangan Mengenal dan Mengetahui Potensi Pemanfaatan Lahan Basah di Setiap Kecamatan

10 Oktober 2024   00:43 Diperbarui: 10 Oktober 2024   23:22 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENULIS:MUHAMMAD ANDHIKA PRATAMA
NIM:2410416310010
MAHASISWA UIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PROGRAM STUDI S1 GEOFRAFI
TUGAS MATA KULIAH : PENGANTAR LINGKUNGAN BASAH
DOSEN:DR.ROSALINA KUMALAWATI,S.SI.M.SI.  
PENGERTIAN LAHAN BASAH

Pengertian lahan basah (wetland) adalah wilayah di permukaan bumi berupa daratan yakni tanah yang di genangi air baik permanen (tetap tergenang air) maupun musiman.wetland memiliki kandungan air yang tinggi dan termasuk lahan subur. Ciri dan karakteristik utama lahan basah adalah muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, serta memiliki vegetasi khas.

Karakteristik wetland memang akan senantiasa tergenang air. Genangan musiman berarti daratan atau tanah tersebut tergenang air ketika musim hujan.

Kondisi tanah wetland yang jenuh memungkinkan genangan air mengelilingi seluruh permukaan lahan. Jenis tanah lahan basah ketika terjadi periodik atau musiman memiliki tekstur yang lunak hingga liat.

Bermula dari kesepakatan Konvensi Internasional tentang lahan basah yang ditandatangani pada 2 Februari 1971 di Ramsar, Iran. Konvensi tersebut juga dikenal sebagai Konvensi Ramsar. Penetapan hari lahan basah terjadi pada tahun 1996.

Saat itu, berlangsung pertemuan para anggota, dan hasil dari pertemuan tersebut menyepakati bahwa hari Lahan Basah Sedunia jatuh pada tanggal 2 Februari dan diperingati serentak oleh seluruh anggota Konvensi Ramsar satu tahun setelahnya.

Luas lahan basah di Indonesia masuk sebagai yang terbesar di dunia. Selain itu, wetland memiliki peran besar sebagai sumber pemurnian air dan penyimpan karbon.Lahan basah mencakup suatu rentangan luas habitat pedalaman, pantai, dan marin yang memiliki sejumlah tampakan sama. Konvensi Ramsar 1971 menakrifkan lahan basah yang penting secara internasional sebagai berikut (Dugan, 1990). Lahan basah adalah wilayah rawa, lahan gambut, dan air, baik alami maupun buatan, bersifat tetap atau sementara, berair ladung (stagnant, static) atau mengalir yang bersifat tawar, payau, atau asin, mencakup wilayah air marin yang di dalamnya pada waktu surut tidak lebih daripada enam meter.

Keberadaan lahan basah sangat menarik perhatian, karena jenis lahan ini cocok digunakan untuk berbagai macam area, baik untuk area sawah, perkebunan, dan lain sebagainya. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengetahui berbagai pemanfaatan lahan basah di Kalimantan Selatan.

Karakteristik Lahan Basah:

  • 1.Kondisi Air: Lahan basah memiliki tanah yang tergenang atau jenuh oleh air dalam sebagian besar waktu sepanjang tahun. Air tersebut bisa berupa air tawar, payau, atau air asin.
  • 2.Tumbuhan: Vegetasi yang tumbuh di lahan basah, seperti rerumputan, semak, dan pepohonan, umumnya memiliki adaptasi khusus untuk bertahan dalam kondisi yang lembap, seperti akar yang mampu bernapas.
  • 3.Tanah: Tanah di area lahan basah sering kali bersifat anaerob (tidak memiliki oksigen), yang mempengaruhi proses pembusukan dan menghasilkan tanah yang kaya akan kandungan bahan organik.

Manfaat Ekonomi

  • Lahan basah juga memiliki nilai ekonomi yang penting:
  • 1.Pertanian dan Perikanan: Banyak lahan basah dimanfaatkan untuk budidaya padi, ikan, serta aktivitas penangkapan ikan. Keanekaragaman hayati di area lahan basah juga mendukung sektor perikanan.
  • 2.Rekreasi dan Pariwisata: Lahan basah sering menjadi destinasi wisata, menarik pengunjung untuk melakukan aktivitas seperti pengamatan burung, memancing, dan ekowisata.
  • 3.Sumber Daya Alam: Lahan basah dapat menyediakan bahan mentah seperti tanaman obat dan berbagai sumber daya lainnya.

Melalui pendekatan ini, saya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi besar yang dimiliki lahan basah dan bagaimana sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, wawancara ini tidak hanya bertujuan untuk mengumpulkan data, tetapi juga menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran mengenai pengembangan potensi lahan basah di wilayah ini.

Responden 1 : 

Responden yang memiliki ternak sapi menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui penjualan daging dan susu yang dapat dijadikan sumber pangan bagi manusia, serta kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan. Responden ini juga menjelaskan bahwa pengelolaan pakan dan nutrisi yang efektif untuk sapi di lahan basah membutuhkan teknik khusus agar produktivitas ternak bisa ditingkatkan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Pemilihan Pakan yang Sesuai
  2. Pengelolaan Nutrisi
  3. Fermentasi Pakan
  4. Penyediaan Air yang Bersih
  5. Pemberian Suplemen Tambahan

Dengan konsisten menerapkan teknik-teknik ini, pengelolaan pakan dan nutrisi di lahan basah dapat diperbaiki, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas sapi dan kesuksesan usaha peternakan.

Responden 2, yang mengelola budidaya tanaman sayur, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui penjualan sayur dan juga dapat berperan dalam peningkatan ketahanan pangan serta mengajak masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat. Responden ini juga menjelaskan bahwa budidaya sayuran di lahan basah menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  1. Kelebihan air dapat menyebabkan pembusukan akar dan timbulnya penyakit pada tanaman.
  2. Kualitas tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayur.
  3. Serangan penyakit dan hama.
  4. Perubahan iklim, seperti variabilitas cuaca dan peningkatan permukaan air, yang dapat berdampak pada hasil panen.
  5. Akses terbatas ke lahan basah, yang bisa menjadi sulit, terutama pada musim hujan.
  6. Biaya produksi yang cukup tinggi.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan perencanaan yang matang, penerapan teknologi yang sesuai, dan praktik budidaya yang berkelanjutan.

dokpri
dokpri

Responden 3, yang mengelola budidaya tanaman padi, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi sebagai sumber pangan serta sebagai sumber energi dan karbohidrat. Responden ini juga menjelaskan bahwa untuk meningkatkan keuntungan dari usaha padi di lahan basah, beberapa strategi pemasaran yang dapat diterapkan antara lain:

  • Pemasaran Langsung: Menjual padi langsung kepada konsumen melalui pasar petani untuk meningkatkan keuntungan.
  • Pemasaran Berkelanjutan: Menonjolkan praktik pertanian berkelanjutan dalam pemasaran untuk menarik minat konsumen.
  • Promosi Musiman: Memanfaatkan momen tertentu, seperti panen raya, untuk melaksanakan promosi.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, usaha padi di lahan basah dapat lebih menguntungkan.

dokpri
dokpri

Responden 4, yang mengelola budidaya tanaman hias, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi untuk mengembangkan wisata, khususnya sebagai destinasi wisata tanaman hias. Responden ini juga menjelaskan beberapa cara untuk mengembangkan wisata tanaman hias, yaitu:

  • Memilih Lokasi Strategis: Pilihlah lokasi yang menarik dan mudah diakses oleh pengunjung.
  • Diversifikasi Tanaman: Tawarkan berbagai jenis tanaman hias yang unik dan menarik.
  • Fasilitas Pendukung: Sediakan area untuk toko tanaman.
  • Acara Khusus: Selenggarakan festival atau pameran tanaman untuk menarik lebih banyak pengunjung.

Dengan langkah-langkah ini, usaha tersebut dapat berkembang secara efektif.

dokpri
dokpri

Responden 5, yang mengelola tambak ikan, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui usaha kuliner perikanan, seperti makanan dan camilan berbahan dasar ikan. Responden ini juga menjelaskan beberapa jenis ikan yang cocok untuk dibudidayakan di lahan basah, antara lain:

  1. Ikan Lele:

    • Keunggulan: Tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, cepat tumbuh, dan memiliki permintaan pasar yang tinggi. Lele juga bisa dibudidayakan di kolam yang tidak terlalu dalam.
  2. Ikan Nila:

    • Keunggulan: Pertumbuhannya cepat dan mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan baru. Ikan ini juga memiliki rasa yang digemari banyak orang.
  3. Ikan Gurame:

    • Keunggulan: Memiliki nilai jual yang tinggi dan mudah dibudidayakan. Gurame juga tahan terhadap kondisi air yang kurang ideal.
  4. Ikan Patin:

    • Keunggulan: Pertumbuhannya cepat dan dagingnya memiliki nilai ekonomi tinggi. Patin juga bisa dibudidayakan dalam berbagai kondisi.
  5. Ikan Koi:

    • Keunggulan: Selain dibudidayakan untuk konsumsi, ikan koi juga populer sebagai ikan hias. Koi memiliki nilai jual yang tinggi di pasar ikan hias.

Setiap jenis ikan ini memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing, yang membuatnya ideal untuk dibudidayakan di lahan basah.

dokpri
dokpri

Responden 6, yang mengelola budidaya tanaman pangan singkong, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan melalui singkong yang dapat diolah menjadi keripik, tepung, dan pakan ternak. Responden ini juga menjelaskan tiga langkah perawatan singkong agar menghasilkan produk berkualitas,yaitu

  • Pemilihan Varietas: Pilih varietas unggul yang sesuai dengan iklim dan tujuan produksi untuk memastikan hasil yang optimal.
  • Pemeliharaan Tanaman: Lakukan penyiraman yang cukup, penyiangan gulma, dan pemupukan secara teratur untuk mendukung pertumbuhan yang sehat.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit: Lakukan pemantauan secara rutin dan ambil tindakan pengendalian jika ditemukan hama atau penyakit untuk menjaga kualitas tanaman.

kamera handphone
kamera handphone

Responden7,Kalau menurut saya, lahan basah ini sebenarnya punya potensi besar untuk ditanami pepaya, soalnya tanahnya subur dan airnya cukup. Selama kita bisa atur drainase biar nggak tergenang, pepaya bisa tumbuh dengan baik. Saya sudah coba tanam pepaya di lahan ini beberapa tahun terakhir, dan hasilnya lumayan. Apalagi permintaan pepaya di pasar cukup tinggi, jadi saya pikir ini bisa jadi sumber penghasilan yang bagus buat warga di sini. 

kamera handphone
kamera handphone

Responden 8,

Potensi Pemanfaatan Lahan Basah Wisata Siring:

  • Daya Tarik Wisata Alam: Pemandangan indah dan ekosistem khas lahan basah di Siring menarik wisatawan lokal dan luar kota.
  • Ekowisata dan Edukasi: Potensi besar untuk edukasi keanekaragaman hayati flora dan fauna khas lahan basah.
  • Aktivitas Berkelanjutan: Wisatawan dapat menikmati aktivitas seperti susur sungai, memancing, dan birdwatching.

Permasalahan:

  • Kerentanan Lingkungan: Aktivitas wisata yang tidak terkontrol dapat merusak habitat dan mencemari lahan basah.
  • Kurangnya Fasilitas: Minimnya akses jalan, toilet umum, dan area parkir.
  • Rendahnya Kesadaran Lingkungan: Banyak pengunjung yang kurang peduli menjaga ekosistem.

Usaha dengan Potensi Nilai Ekonomi:

  • Ekowisata Terpadu: Penyediaan perahu wisata, jasa pemandu, dan alat outdoor.
  • Kuliner Khas Lahan Basah: Usaha kuliner berbasis hasil lokal seperti olahan ikan dan makanan khas.
  • Kerajinan Tangan: Produk kreatif dari rotan dan daun nipah bisa jadi oleh-oleh bernilai ekonomi tinggi.

"Saya sudah lama buka usaha warung kecil di sekitar Siring, jual makanan lokal seperti ikan bakar. Wisatawan suka mampir buat coba masakan khas sini. Saya lihat, kalau kawasan wisata ini dikembangkan lebih bagus, pengunjung juga makin ramai, jadi usaha kuliner bisa ikut maju. Tapi, fasilitas di sini masih kurang, parkir susah, toilet juga minim."

kamera handphone
kamera handphone

Responden 9,

Potensi:

  • Subur: Lahan basah cocok untuk pisang karena tanah subur dan air cukup.
  • Pasar Luas: Pisang laris di pasar lokal hingga internasional.
  • Serbaguna: Buah, daun, dan batang pisang punya nilai ekonomi tinggi.

Permasalahan:

  • Drainase Buruk: Genangan air merusak tanaman.
  • Rentan Penyakit: Pisang mudah diserang hama di area lembap.
  • Modal Terbatas: Akses teknologi dan modal kurang.

Usaha:

  • Olahan Pisang: Keripik, tepung, kue.
  • Pemanfaatan Daun/Batang: Bahan kemasan dan kerajinan.
  • Agrowisata: Kebun pisang sebagai wisata edukasi.

"Lahan basah di sini sebenarnya cocok buat tanam pisang. Tanahnya subur dan kadar airnya cukup. Saya sendiri sudah menanam pisang beberapa tahun ini, dan hasilnya bagus. Permintaan pisang di pasar cukup tinggi, jadi saya yakin ini bisa jadi sumber penghasilan yang stabil. Tapi masalahnya, kami sering kesulitan saat musim hujan, karena lahan tergenang air dan bisa merusak tanaman." 

kamera handphone
kamera handphone

Responden 10,

Potensi:

  • Wisata Alam: Rumah pohon menarik wisatawan.
  • Pasar Tanaman Hias: Tanaman hias bernilai tinggi.
  • Eduwisata: Tempat belajar ekosistem lahan basah.

Permasalahan:

  • Struktur Rentan: Tanah basah kurang stabil.
  • Pengelolaan: Kelembapan merusak tanaman.
  • Akses Terbatas: Fasilitas minim.

Usaha Potensial:

  • Wisata Rumah Pohon: Pengalaman unik.
  • Jual Tanaman Hias: Pembibitan dan penjualan.
  • Ekowisata: Edukasi alam.

"Kalau rumah pohon dan tanaman hias dikelola dengan baik, ini bisa menarik wisatawan dan memberi peluang usaha baru untuk warga. Misalnya, pengunjung bisa datang untuk menikmati alam di rumah pohon, lalu pulangnya beli tanaman hias sebagai oleh-oleh. Selain mendukung ekonomi lokal, ini juga bisa jadi edukasi lingkungan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun