Responden 4, yang mengelola budidaya tanaman hias, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi untuk mengembangkan wisata, khususnya sebagai destinasi wisata tanaman hias. Responden ini juga menjelaskan beberapa cara untuk mengembangkan wisata tanaman hias, yaitu:
- Memilih Lokasi Strategis: Pilihlah lokasi yang menarik dan mudah diakses oleh pengunjung.
- Diversifikasi Tanaman: Tawarkan berbagai jenis tanaman hias yang unik dan menarik.
- Fasilitas Pendukung: Sediakan area untuk toko tanaman.
- Acara Khusus: Selenggarakan festival atau pameran tanaman untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Dengan langkah-langkah ini, usaha tersebut dapat berkembang secara efektif.
Responden 5, yang mengelola tambak ikan, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui usaha kuliner perikanan, seperti makanan dan camilan berbahan dasar ikan. Responden ini juga menjelaskan beberapa jenis ikan yang cocok untuk dibudidayakan di lahan basah, antara lain:
Ikan Lele:
- Keunggulan: Tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, cepat tumbuh, dan memiliki permintaan pasar yang tinggi. Lele juga bisa dibudidayakan di kolam yang tidak terlalu dalam.
Ikan Nila:
- Keunggulan: Pertumbuhannya cepat dan mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan baru. Ikan ini juga memiliki rasa yang digemari banyak orang.
Ikan Gurame:
- Keunggulan: Memiliki nilai jual yang tinggi dan mudah dibudidayakan. Gurame juga tahan terhadap kondisi air yang kurang ideal.
Ikan Patin:
- Keunggulan: Pertumbuhannya cepat dan dagingnya memiliki nilai ekonomi tinggi. Patin juga bisa dibudidayakan dalam berbagai kondisi.
Ikan Koi:
- Keunggulan: Selain dibudidayakan untuk konsumsi, ikan koi juga populer sebagai ikan hias. Koi memiliki nilai jual yang tinggi di pasar ikan hias.
Setiap jenis ikan ini memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing, yang membuatnya ideal untuk dibudidayakan di lahan basah.