PENULIS:MUHAMMAD ANDHIKA PRATAMA
NIM:2410416310010
MAHASISWA UIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PROGRAM STUDI S1 GEOFRAFI
TUGAS MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH
DOSEN:DR.ROSALINA KUMALAWATI,S.SI.M.SI.
Kabupaten Agam, Sumatra Barat, sering mengalami bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan deras dan kondisi geografis yang rawan. Hujan yang berlangsung sejak Kamis hingga Jumat (14/7) menyebabkan bencana di 14 titik, terutama di Kecamatan Tanjung Raya. Dua orang tewas akibat longsor, dan akses jalan di beberapa lokasi tertutup oleh material longsor. Evakuasi dan pembersihan area terdampak masih berlangsung, dengan BPBD setempat bekerja sama dengan berbagai pihak.
Bencana yang terjadi di Agam juga mempengaruhi kehidupan masyarakat, karena selain rumah dan fasilitas umum yang rusak, warga sering kali harus mengungsi untuk menghindari bahaya. Kerusakan infrastruktur juga memperlambat distribusi bantuan dan menghambat aktivitas ekonomi. Meski pemerintah daerah telah berupaya melakukan pencegahan, seperti rehabilitasi hutan dan pembangunan infrastruktur yang lebih tahan banjir, ancaman bencana masih menjadi masalah tahunan yang terus dihadapi warga setempat.
Berdasarkan situasi ini, saya, MUHAMMAD ANDHIKA PRATAMA, mahasiswa Prodi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Lambung Mangkurat dengan NIM 2410416310010 dalam mata kuliah Penginderaan Jauh yang diampu oleh Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si., akan melakukan kajian menggunakan teknologi penginderaan jauh. Kajian ini akan fokus pada pemetaan wilayah rawan banjir dan tanah longsor di Kabupaten Agam, serta mengevaluasi dampak perubahan penggunaan lahan terhadap risiko bencana.
Dengan menggunakan data satelit dan pemetaan digital, saya bertujuan untuk memberikan analisis yang dapat membantu perencanaan mitigasi bencana di masa depan. Diharapkan, hasil dari kajian ini dapat memberikan rekomendasi bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengurangi risiko bencana serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman banjir dan tanah longsor di wilayah Agam.
Curah hujan tinggi di Kabupaten Agam menyebabkan banjir dan tanah longsor yang berdampak pada kerusakan rumah, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Bencana ini juga menelan korban jiwa dan mengakibatkan beberapa warga mengungsi, sementara pencarian korban yang hilang masih berlangsung. Longsor yang terjadi di berbagai titik telah menutup akses jalan, memaksa tim penanggulangan untuk segera melakukan pembersihan material longsor guna memulihkan akses.
Bencana susulan di kabupaten ini, berupa tanah longsor, memperburuk kondisi infrastruktur dan merusak lebih banyak rumah. Pohon tumbang juga memperparah situasi dengan menghalangi jalan di beberapa wilayah, sehingga tim darurat melakukan pembersihan di lokasi terdampak untuk membuka kembali jalur transportasi.