TDTM atau Tidak terDeteksi = Tidak Menularkan.
Banyak yang enggan mengedukasi TDTM (atau U=U) karena anggapan banyak pasiennya masih belum memahami  ARV sehingga diragukan adherence/kepatuhannya sehingga VL tidak terdeteksi tidak Akan selalu dicapai
Fakta di lapangan saat TDTM diberikan sejak awal secara jelas dan detail, pasien memiliki motivasi yang jauh lebih positif untuk tetap terapi ARV.
Beberapa ketakutan orang dengan HIV adalah
1. Ketakutan mengalami fase AIDS
Yang saat kepatuhan diterapkan dengan bagus dan VL dijaga tidak terdeteksi tidak Akan masuk fase AIDS atau HIV stadium 3.
2. Ketakutan menularkan kepasangan
Saat orang dengan HIV menjaga kepatuhan ARV dan mencapai VL tidak terdeteksi maka tidak lagi dapat menularkan hiv kepasangannya secara sexual.
Sekalipun penularan HIV tidak dapat dihilangkan secara total saat proses kelahiran atau menyusui, penularan HIV melalui aktifitas sexual sudah tidak ada lagi memiliki resiko.
3. Ketakutan akan dikucilkan
Kemungkinan besar orang Akan menghindari dan mengucilkan apabila kondisi orang dengan HIV memburuk (sama seperti apa yg mereka dapat saat google hiv dan yang muncul foto pengidap AIDS). Dengan tetap patuh ARV maka kondisi kesehatan, imunitas tubuh dapat ditingkatkan sama dengan orang tanpa hiv , demikian pula harapan hidupnya.
Lalu kenapa Masih ragu menjelaskan TDTM?
Memberikan motivasi positif sejak awal akan membantu memperbaiki kepatuhan terapi ARV, demikian pula sebaliknya, apabila yang diberikan adalah motivasi yang negatif maka resiko akan kebosanan atau keengganan patuh ARV karena efek samping akan lebih besar
Tidak terDeteksi = Tidak Menularkan
Sama seperti orang tanpa HIV, sama2 tidak lagi dapat menularkan HIV keorang lain.
Sama2 dapat memiliki dan menikmati kehidupan sosial maupun sexual sama dengan orang tanpa HIV.
Catatan penting : kondom tetap diperlukan untuk mencegah IMS lain dan kehamilan yang tidak diinginkan. Bicarakan resiko ini dengan pasangan sebagai kesepakatan sebelum sex (sexual consent)
#TDTM
#equals_id
#UequalsU
#CantPassItOn
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H