Mohon tunggu...
aan rianto
aan rianto Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Issue HIV

Pengamat issue HIV, pendukung kampanye U=U, accidental activist

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos dan Fakta Terkait HIV

9 Februari 2019   09:51 Diperbarui: 19 Februari 2019   01:23 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada beberapa regimen yg harus diminum dalam lambung kosong ada yg tidak. Ada yang harus berpantang makanan tertentu sebelum minum obat sehingga dapat berdampak efek samping yg lebih berat. Kenali ARV masing2 agar nyaman mengkonsumsinya.

18. Botol arv harus segera dikupas labelnya agar tidak diketahui orang lain?
Hanya orang2 yg terdampak ataupun aktif di bidang hiv yg paham arv, botol dan bentuk isinya.
Saya dulu sebelum positif gk pernah tau apa itu arv, bentuknya bagaimana......Kenapa orang lain harus tau atau memeriksa lemari obat kita? saya sudah mencoba sendiri menelan arv didepan orang lain dan gk ada yg kepo tanya, krn saya jg gk akan tanya apa obat yg diminum orang lain, apabila diberitahu itu obat maag dari dokter juga saya akan percaya dan gk akan ngeyel minta bukti....Bersihkan pikiran, tempatkan diri kita diposisi orang lain maka kita akan sadar bahwa ketakutan tersebut berasal dari pikiran negatif kita (mental blocking)

19. Apakah odha bisa membawa stock obat arv banyak bila harus bepergian keluar negeri? haruskah dikemas dalam botol tanpa kemasan agar aman melewati pabean?
Pihak pabean negara manapun punya hak mencurigai obat yg dibawa dalam jumlah banyak tanpa indikasi medis apapun, apa yg menjamin bahwa yg dibawa bukan narkoba bentuk baru????

Mengirimkan arv keluar negeri juga harus disertai keterangan dokter dan dalam kemasan asli.
Dengan label dan botol asli , pihak pabean tidak punya hak apapun menahan arv, karena itu menyangkut obat untuk kelangsungan hidup orang lain....

........Ada yang terlewat?
Silahkan kita diskusikan melalui kolom komentar. Diharapkan teman2 terdampak HIV dapat mempelajari lebih lanjut mengenai HIV dan stigma, dan tidak hanya pasrah dgn status positif dan semakin terpuruk dalam stigma.

Silahkan beri rating bila menyukai artikel ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun