Mohon tunggu...
Politik

AHY, Ngariung Jabar #1

16 Maret 2018   09:25 Diperbarui: 16 Maret 2018   10:05 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memulai lagi gerilya politiknya. Gerilya politik kali ini akan dimulai dari Jawa Barat. AHY memulai gerilya dari Jawa Barat. Sebuah propinsi dengan jumlah populasi pemilih kedua terbesar setelah Jawa Tengah. Jabar adalah kantong pemilih yang besar. Berbagai etnis dan suku berdiam di propinsi ini. Tentu saja, etnis terbesar adalah etnis Sunda, disusul Jawa, Betawi dan berbagai suku lainnya.

Kalau Jakarta disebut sebagai miniatur Indonesia, maka Jawa Barat juga hal yang sama. Dengan jumlah pemilih yang jauh lebih besar dari Jakarta, tanah Pasundan adalah daerah strategis yang harus dimenangkan. Jadi jika kita mencoba membaca pikiran AHY kenapa memilih Jawa Barat sebagai titik start "Gerilya Politiknya", maka kita bisa tahu alasannya.

Berbekal statistik jumlah pemilih yang besar, keberagaman etnis dan tingkat pendidikan, Jawa Barat adalah lumbung suara yang harus direbut. Tercatat dari data Komisi Pemilihan Umum, jumlah pemilih Jawa Barat saat ini mencapai 33 juta pemilih.

Saya mencoba menyelami alam pikiran AHY, jika sayapun berada diposisinya, maka memilih Jabar sebagai titik start adalah pilihan yang tepat secara politik, geografis dan kesantunan. Tentu, ibarat akan melangkah jauh, maka berpamitanlah kepada tetangga. Jabar adalah etalase Jakarta.

Namun, bukan cuma itu, pada saat ini, di Jabar juga diadakan Pilkada propinsi. Apalagi, kader utama Partai Demokrat Deddy Mizwar akan berlaga di Pilgub berpasangan dengan Deddy Mulyadi. Tentu kehadiran AHY akan sangat membantu "Duo D" itu memenangkan hati rakyat Jabar.

Jawa Barat, sebagaimana kita ketahui, juga merupakan halaman belakang Jakarta. Daerah daerah seperti Bekasi, Depok, Bogor adalah penyangga utama Ibukota.

Tentu, hal ini harus diperhatikan juga. Apalagi, Bogor, dan Bekasi bersamaan dengan Pilgub juga tengah menggelar Pilkada setingkat Kabupaten dan Kota. Sekali lagi, kehadiran AHY di daerah itu akan sangat memberi tambahan semangat kepada kader kader PD di daerah tersebut untuk memenangkan Pilkada.

Dalam perjalanan ini, AHY bisa saja memilih Aceh, atau bahkan Papua sebagai titik awal kampanye, namun, Jabar adalah daerah pertempuran yang harus dimenangkan. Kita tahu, banyak partai politik menempatkan Jabar sebagai titik yang harus dikuasai secara politik.

Selain dengan jumlah pemilih yang besar, halaman DKI, Jabar juga adalah daerah yang menentukan hitungan suara pada pemilu. Jika ingin memenangkan pertempuran politik, Jabar adalah kunci.

Jawa Barat juga adalah daerah yang melahirkan AHY. Ia dilahirkan di Bandung, menghabiskan masa kanak kanak hingga menempuh pendidikan di sana sebelum ditempa di Lembah Tidar sebagai prajurit TNI.

Bagi AHY, Jawa Barat adalah rangkaian kenangan dan ikatan emosional yang tak bisa dinafikan. Disanalah tangis pertamanya keluar, dan ari arinya dikubur. Ikatan emosional itu pula lah yang menjadi alasan kenapa peraih Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2001 itu memilih pijakan kaki pertamanya dalam gerilya politiknya sebagai Komandan Kogasma Partai Demokrat.

AHY akan melakukan berbagai kegiatan bersama kandidat Gubernur yang diusung oleh Partai Demokrat serta para kandidat Bupati dan Walikota. Tentu kehadiran AHY akan menjadi mangnet bagi pemilih. Ia akan menjadi endorsmen bagi semua kandidat yang diusung Partai Demokrat.  

Apalagi, jika menyaksikan bersama antusiasme kader saat AHY berpidato di Sentul pekan lalu, pada tempatnya-lah AHY memulai gerilya politiknya dari Jabar, khususnya Bekasi sebagai titik pertama. Inilah bentuk apresiasi dan terima kasih AHY kepada warga Jabar. Sebuah penghormatan untuk tujuan besar mengibarkan panji panji Partai Demokrat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun