Mundur Sebagai Ketua Umum, Anas Siapkan Calonnya di KLB
Pasca ditetapkan sebagai tersangka, Jumat, 22 Februari 2013, Anas Urbaningrum pun mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang kewenangannya sudah dikudeta oleh SBY, Sabtu, 23 Februari 2013, siang di kantor DPP Partai Demokrat, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Banyak orang-orangnya Anas yang menjadi korban 'kebringasan demokrasi' SBY, disingkirkan, dipecat, di PAW dan lain sebagainya. Salah satu korbannya adalah Gede Pasek Suardika. Lalu berdirilah Perhimpunan Pergerakan Indonesia, dimana Anas Urbaningrum menjadi Ketua Presidium dan Pasek menjadi Sekretaris Jenderal.
Ketika KLB Partai Demokrat mulai dipersiapkan, ternyata Anas Urbaningrum pun telah mempersiapkan orangnya untuk duduk sebagai Ketua Umum. Awalnya, SBY dikatakan tidak maju. Nama Alm. Pramono Edhie Wibowo kuat mengudara untuk menggantikan SBY, namun Anas dan Pasek berpandangan beda. Hingga akhirnya muncul ide untuk menjadikan SBY sebagai Ketua Umum. Tapi persoalannya, SBY tak mungkin mau 'berkeringat' dan direndahkan untuk melawan kandidat ketua umum. Jalannya harus mulus.
Sampailah pada tahap ketika SBY memanggil Gede Pasek ke Wisma Negara dan mengatakan siapa maju sebagai Ketua Umum dengan syarat Anas Urbaningrum membantu mengamankan jalannya. Untuk ini silahkan baca "SBY Minta Anas Kondisikan Dirinya Menjadi Ketua Umum".
Singkat cerita, demikianlah langkah penuh liku SBY untuk memenangkan tongkat estafet Partai Demokrat, menggunakan semua perangkat, segala cara, termasuk mengerahkan kekuatan kekuasaannya saat itu untuk melakukan sebuah kudeta kepada anak muda berusia 41 tahun. Usia yang sama persis ketika anaknya, AHY, meneruskan tongkat estafetnya sebagai Ketua Umum tahun lalu. Pemikiran seperti itu kuat tertancap dikepala publik tentang sisi lain SBY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H