Mohon tunggu...
Bobby Triadi
Bobby Triadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis sambil tersenyum

Lahir di Medan, berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1998 dan terakhir di TEMPO untuk wilayah Riau hingga Desember 2007.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tangan Bersih Kudeta SBY di Partai Demokrat

2 Maret 2021   06:13 Diperbarui: 2 Maret 2021   06:24 4189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mundur Sebagai Ketua Umum, Anas Siapkan Calonnya di KLB

Pasca ditetapkan sebagai tersangka, Jumat, 22 Februari 2013, Anas Urbaningrum pun mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang kewenangannya sudah dikudeta oleh SBY, Sabtu, 23 Februari 2013, siang di kantor DPP Partai Demokrat, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Banyak orang-orangnya Anas yang menjadi korban 'kebringasan demokrasi' SBY, disingkirkan, dipecat, di PAW dan lain sebagainya. Salah satu korbannya adalah Gede Pasek Suardika. Lalu berdirilah Perhimpunan Pergerakan Indonesia, dimana Anas Urbaningrum menjadi Ketua Presidium dan Pasek menjadi Sekretaris Jenderal.

Ketika KLB Partai Demokrat mulai dipersiapkan, ternyata Anas Urbaningrum pun telah mempersiapkan orangnya untuk duduk sebagai Ketua Umum. Awalnya, SBY dikatakan tidak maju. Nama Alm. Pramono Edhie Wibowo kuat mengudara untuk menggantikan SBY, namun Anas dan Pasek berpandangan beda. Hingga akhirnya muncul ide untuk menjadikan SBY sebagai Ketua Umum. Tapi persoalannya, SBY tak mungkin mau 'berkeringat' dan direndahkan untuk melawan kandidat ketua umum. Jalannya harus mulus.

Sampailah pada tahap ketika SBY memanggil Gede Pasek ke Wisma Negara dan mengatakan siapa maju sebagai Ketua Umum dengan syarat Anas Urbaningrum membantu mengamankan jalannya. Untuk ini silahkan baca "SBY Minta Anas Kondisikan Dirinya Menjadi Ketua Umum".

Singkat cerita, demikianlah langkah penuh liku SBY untuk memenangkan tongkat estafet Partai Demokrat, menggunakan semua perangkat, segala cara, termasuk mengerahkan kekuatan kekuasaannya saat itu untuk melakukan sebuah kudeta kepada anak muda berusia 41 tahun. Usia yang sama persis ketika anaknya, AHY, meneruskan tongkat estafetnya sebagai Ketua Umum tahun lalu. Pemikiran seperti itu kuat tertancap dikepala publik tentang sisi lain SBY.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun