"Aku terpana. Lagi-lagi sosok jangkung itu yang muncul. Karena jarak kami dekat, kali ini kedua mataku bisa lebih fokus lagi menganalisis dia. Wajahnya tampan. Atribut seragamnya, dengan tali komandan tersemat di dada, melihatnya terlihat gagah dan berwibawa," kenang Ani seperti yang tertulis dalam buku autobiografinya, Kepak Sayap Putri Prajurit (2010: 165-166) yang disusun Alberthiene Endah.
Kisah cinta yang bersemi di Lembah Tidar, Magelang, mungkin saja tidak pernah dilupakan oleh Alm. Kristiani Herrawati, nama Ani sebelum dipersunting oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang selanjutnya Ani lebih dikenal dengan panggilan sebagai Ani Yudhoyono. Ketika itu pertama kalinya dirinya melihat sosok jangkung yang menarik perhatiannya, ketika papinya Sarwo Edhie Wibowo hendak meresmikan Balai Taruna, gedung yang digunakan untuk kegiatan ekstra kurikuler.
"Ketika Papi hendak menggunting pita, taruna bertubuh jangkung yang tampaknya adalah komandan itu, mendekati Papi. Aku memperhatikan siluet tubuhnya yang sangat jenjang," kenang Ani mengingat momen bunga cintanya yang pertama kali muncul kepada Sus (Susilo Bambang Yudhoyono).
Peran Trah Condet, trah keluarga Alm. Sarwo Edhie Wibowo begitu kental terhadap perjalanan karir SBY, hingga menjadi orang nomor satu di Indonesia selama 10 tahun atau dalam 2 periode keterpilihannya menjadi Presiden RI. Tanpa peran besar Trah Condet, SBY mungkin saja kejayaannya tidak sementereng beberapa waktu belakangan ini. Setidaknya, itu yang tertanam di pikiran publik.
Sabtu, 1 Juni 2019 di penghujung Minggu, Ani Yudhoyono pun pergi selama-lamanya dengan menitipkan bunga cintanya kepada Sus.
Kisah Cinta antara Cikeas dan Condet tanpa Ani
Ketika pertama kali Partai Demokrat yang mengantarkan SBY menjadi Presiden RI untuk pertama kalinya di tahun 2004, Ani Yudhoyono ditempatkan sebagai Wakil Ketua Umum dengan Ketua Umum pertama kala itu Subur Budi Santoso dan Alm. Hadi Utomo menjadi Sekretaris Jenderal. Hadi Utomo adalah lulusan AKABRI Angkatan 1970 yang juga merupakan suami dari Mastuti Rahayu adik Ani Yudhoyono. Dan lalu Hadi Utomo menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2005-2010, sebelum dilanjutkan oleh Anas Urbaningrum.
Pada periode sejak 2001 hingga pertengahan tahun 2019, kisah Cinta antara Cikeas dan Condet terlihat tidak ada masalah dengan komposisi Trah Cikeas dan Trah Condet yang mengisi Partai Demokrat. Pramono Edhie Wibowo sepertinya menjadi pertahanan terakhir Trah Condet di Partai Demokrat, pasca kepergiaannya setahun setelah kepergian Ani Yudhoyono. Komposisi trah seakan berubah. Bahkan satu persatu kader Partai Demokrat yang berasal dari Trah Condet pergi meninggalkan partai tersebut. Apa yang terjadi antara kedua trah tersebut?
Adapun Anggoro Nurcahyo Jati, keponakan Ani Yudhoyono, anak dari adik Ani yaitu Mastuti Rahayu istri dari Hadi Utomo atau lebih enak kalau disebut sebagai adik sepupu dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketua Umum Partai Demokrat yang melanjutkan estafet kepemimpinan Partai Demokrat.
Pria yang akrab disapa dengan Yoyok itu pun pergi meninggalkan Partai Demokrat, sekitar bulan september atau Oktober 2020 menyusul adiknya yang telah terlebih dahulu hijrah ke Partai Nasdem. Tidak jelas sebab dari kepindahannya tersebut beberapa bulan pasca AHY mengumumkan susunan pengurus DPP Partai Demokrat periode 2020-2025 atau hanya beberapa bulan pasca kepergian Alm. Pramono Edhie Wibowo benteng pertahanan terakhir Trah Condet.
Bahkan, sehari pasca AHY pertama kali mengumumkan soal adanya upaya mengkudeta dirinya dari posisi Ketua Umum, lalu muncul postingan Yoyok seperti sedang menohok seseorang yang sedang menghadapi badai.
Dan yang terakhir adalah postingan Yoyok yang menunjukkan kebanggaannya berada di partai yang sekarang menjadi rumahnya berpolitik.
Semakin banyak orang-orang yang berjasa kepada SBY, pergi meninggalkannya. Kepercayaan terhadap SBY sepertinya sudah luntur, suka bohong, ingkar janji dan lain sebagainya. Ini seakan-akan menjadi sinyal, bahwa Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY layak untuk ditinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H