Mohon tunggu...
Bobby Triadi
Bobby Triadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis sambil tersenyum

Lahir di Medan, berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1998 dan terakhir di TEMPO untuk wilayah Riau hingga Desember 2007.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Marquez Pengawal Kemenangan Lorenzo

9 November 2015   02:09 Diperbarui: 9 November 2015   02:09 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="jackbiker.com"][/caption]

Musim balapan Moto GP 2015 sudah selesai, juaranya tentu Jorge Lorenzo. Apa kabar Valentino Rossi? Setelah hanya berhasil finis di posisi 4 (empat) di balapan pamungkas dengan memulai start dari posisi buncit, Rossi alhasil mengalami kekalahan 5 poin dari Lorenzo dan menempatkannya pada posisi ke-2 di puncak klasemen Moto GP 2015. Meski begitu, Rossi tetaplah juaranya setelah drama-drama yang dipermainkan oleh Marc Marquez terlihat begitu nyata. Marquez berhasil menjadi penentu siapa yang "berhak" menjadi juara dunia 2015. Melihat peran Marquez yang begitu luar biasa mengawal kemenangan Lorenzo, sehingga layak mereka bekerjasama sebagai rekan satu tim pada musim-musim berikutnya.

Dimulai dari balapan di Philip Island, kunci kemenangan Rossi yang paling buruk adalah cukup selalu finish dibelakang Lorenzo. Sehingga peran pembalap ketiga yang finish diantara Vale dan Lorenzo adalah kunci kemenangan Lorenzo dan kekalahan buat Vale. Saya melihat disinilah pintu masuk balas dendam Marquez yang nyata sudah gagal merebut gelar juara dunia 2015 untuk menggagalkan juara dunia ke 10 bagi Vale, seperti pernyataan manajer pembalap Honda Emilio Alzamora kepada Vale.

"Ia (Alzamora) bilang bahwa Marc menganggap bahwa aku (Vale) yang bertanggung jawab sudah membuatnya kehilangan kejuaraan dunia" sebut Vale yang dikutip oleh banyak media.

Pada balapan di Argentina, Marquez sepertinya sudah melaju menuju kemenangan sebelum kemudian terjatuh usai mendapatkan persaingan sengit dari Rossi dua putaran sebelum garis finis. Begitu pula dengan balapan di Assen, Belanda, keduanya kembali terlibat persaingan di tikungan terakhir menjelang garis finis. Pada satu titik motor mereka bersenggolan, membuat Rossi terus meluncur keluar lintasan. Hal itu justru membuat Rossi lebih dulu melewati garis finis karena dengan keluar lintasan ia malah melewati rute yang lebih pendek.

Bukan Marquez Biasanya 

Kita mengenal Marquez sebagai pembalap muda yang sangat ngotot untuk selalu berada di posisi terdepan. Marquez selalu ngotot menyalip lawannya dengan kondisi terburuk sekalipun untuk bisa berada di posisi pertama. Terakhir kita hanya melihat aksi ngotot Marquez itu di Philip Island, meski awalnya dia menjaga GAP yang begitu jauh dengan Lorenzo dan begitu rapat dengan Vale.

Keperkasaan Andrea Iannone di Philip Island begitu menentukan bagi Marquez untuk tak perlu berada diantara Lorenzo dan Vale. Dimulai ketika Vale menyalip Marquez dan tiba-tiba Iannone tampil gemilang langsung menyalip keduanya. Pertarungan menegangkan ketika balapan menyisakan 2 putaran. Begitu memasuki putaran terakhir, Marquez yang berada di depan Vale berhasil mendahului Iannone dan dengan sangat gampang mengejar dan menyalip Lorenzo yang sudah berada jauh di depan. Sedangkan Vale masih kewalahan menghadapi Iannone yang sedang tampil sangat gemilang.

Dari catatan race direction pada balapan di Philip Island, sedari awal peluang Marquez untuk memenangkan balapan disana begitu besar. Dugaan bahwa Marquez sedang mengganggu dan menghalangi Vale agar tidak mendekat dengan Lorenzo terlihat dalam catatan itu. Seketika sangat cepat untuk mendekati Lorenzo, seketika pula melambat dan mendekatkan diri dengan Vale. Marquez seperti tak ingin Lorenzo dan Vale saling bertarung dengan jarak yang sangat dekat. Membiarkan Lorenzo memacu motornya dan mengontrol kecepatan motor Vale, kira-kira begitu peran Marquez di Philip Island.

Berlanjut ke balapan di Sepang, Malaysia. Disana kita sama sekali tak melihat aksi ngotot Marquez mengejar pembalap di depannya, yaitu Lorenzo. Marquez hanya memilih bertarung dengan pembalap dibelakangnya, yaitu Valentino Rossi dan membiarkan Lorenzo bertarung dengan Pedrosa di posisi terdepan dengan GAP yang sangat jauh dari Marquez dan Rossi yaitu sekitar 10 detik. Marquez sangat terlihat sedang bermain-main dengan Rossi, memperlambat laju Vale tanpa menunjukkan jati dirinya sebagai pembalap yang selalu ngotot mengejar yang didepannya. Bahkan ketika terjatuh, Marquez tak seperti biasanya. Tak terlihat upayanya untuk segera bangkit dan buru-buru menegakkan kembali motornya seperti Marquez yang begitu ngotot bangun dan mengangkat motornya ketika terjatuh dibalapan-balapan sebelumnya.

Pada balapan pamungkas di Valencia, lagi-lagi Marquez tak menunjukkan jati dirinya sebagai pembalap yang ngotot mengejar pembalap yang di depannya, yaitu Lorenzo,  kecuali ketika Dani Pedrosa menyalip dirinya dan mendekati Lorenzo pada dua putaran terakhir. Dengan sigap dan penuh kengototannya, dia langsung menyalip Pedrosa dan menjauhi Pedrosa dari Lorenzo. Rossi yang saat itu sudah berada di posisi keempat, tentu akan membahayakan poin Lorenzo untuk mengamankan gelar juara dunia 2015.

Hitungannya, jika Marquez berada di depan Lorenzo, lalu dibelakangnya ada Pedrosa dan Rossi, maka Lorenzo dan Rossi akan memperoleh poin sama yaitu sama-sama memperoleh poin 325. Begitu pula jika Pedrosa berhasil berada di depan Lorenzo dan Marquez di posisi ketiga lalu Rossi di posisi keempat. Tentu yang dikhawatirkan adalah jika Pedrosa berada di depan, Marquez kedua dan Lorenzo diposisi ketiga, sementara Rossi berada di posisi ke empat. Maka Lorenzo akan ketinggalan 4 poin dari Rossi dan hal yang paling tidak diharapkan Marquez adalah ketika Rossi berhasil merebut juara dunianya yang ke sepuluh.

Karena itu pula, balapan pamungkas di Valencia kita hanya melihat Marquez menjaga jaraknya dengan Lorenzo tanpa ada orang ketiga. GAP jarak dan waktu antara Marquez dan Lorenzo pun cenderung tak berubah di tiap putaran, nyaris tak ada upaya ngotot dari Marquez untuk mendahului Lorenzo. Sejauh ini, Marquez telah sukses menjadi pengawal Lorenzo untuk mengamankan gelar juara dunia. Untuk aksi "Bela Negara", Marquez dapat di contoh.

Bagaimana seorang pembalap Honda bisa membiarkan pembalap Yamaha menang tanpa gangguan. Lalu apa jawaban Lorenzo pasca dinobatkan sebagai juara dunia 2015?

"Faktanya mereka tahu apa yang saya kejar, dan mereka orang Spanyol, jadi itu telah membantu saya. Kalau di balapan lain mereka mungkin sudah berusaha menyalip," kata Lorenzo seperti dikutip The Guardian.

Untuk musim 2016, kita harapkan sebuah tontonan yang lebih menarik. Balapan antar pembalap dan bukan balapan antar negara. Begitu pula dengan Marquez, semoga aksi ngototnya yang menjadi jati dirinya bisa kembali lagi agar balapan Moto GP bisa kembali menjadi tontonan yang menarik. ***

 

Foto diambil dari situs jackbiker.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun