Mohon tunggu...
Bobby Triadi
Bobby Triadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis sambil tersenyum

Lahir di Medan, berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1998 dan terakhir di TEMPO untuk wilayah Riau hingga Desember 2007.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesatria di Kerajaan Culas

13 Januari 2014   05:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alasan lainnya, Angin Utama mendapat informasi dari mata-matanya di dalam istana Kerajaan Culas, bahwa Wakil Patih Anti Surah Batu Warna dan Wakil Menteri Hukum Denok Indiyana dini hari tadi mendapat titah dari Raja Suka Bala Yakan untuk memenjarakan Angin Utama apa pun cara dan alasannya.

Disikapi seperti itu oleh Angin Utama, Patih Anti Rasuah Angin Segar pun murka. Angin Segar mengancam akan mengutus prajurit-prajurit kerajaan dengan bersenjata lengkap menjemput Angin Utama bila tak datang diundangan berikutnya. Utusan pun dikirim untuk mengantarkan undangan berikutnya.

Angin Utama tersenyum membaca undangan berikutnya dari Anti Rasuah, dihadapan penasehat-penasehatnya dan pengikut-pengikutnya, Angin Utama hanya mengatakan, "Begitu angkuh dan egoisnya mereka, hanya untuk membenarkan aturan yang sudah diatur dalam UU Kerajaan saja tidak mau," ujar Angin Utama sambil tersenyum. Wajahnya sejuk penuh misteri, tak ada yang tahu apa langkah yang akan dilakukan Angin Utama berikutnya.

Dihadapan rakyat, patih-patih Anti Rasuah menghasut rakyat. Mereka menuding semua pengikut-pengikut Angin Utama adalah pelindung penghianat, pembangkang dan pemberontak kerajaan. Bahkan pengikut-pengikut Angin Utama pun disebut sebagai pelindung perampok harta kerajaan. Sungguh culas sikap patih-patih Anti Rasuah.

Rakyat pun terpengaruh hasutan dan fitnah dari patih-patih Anti Rasuah, mereka pun berteriak-teriak, Gantung Angin Utama!!! gantung Angin Utama!!! Gantung Angin Utama!!!

Rakyat tak sadar, bahwa mereka sudah termakan fitnah-fitnah yang sudah dirancang oleh Raja dan Patih-Patih Kerajaan Culas untuk menghancurkan karier cemerlang Angin Utama.

Raja Suka Bala Yakan, sadar kekuatan Angin Utama dan pengikut-pengikutnya. Suka Bala Yakan tak mau dan takut kekuasaannya dilumpuhkan Angin Utama, itulah alasan Raja menyingkirkan dan membungkam Angin Utama.

Beberapa bulan lagi rakyat Kerajaan Culas harus memilih Raja yang baru dikerajaan yang bersistem sangat moderen. Raja Suka Bala Yakan tak mau kekuasaannya berakhir, namun UU Kerajaan membatasi masa jabatan Raja. Raja Bala Yakan ingin kekuasaannya dilanjutkan oleh trahnya sendiri. Untuk mencapai keinginannya itu, Angin Utama yang dianggapnya menjadi penghalang harus dibungkam. Sebab, menurutnya Angin Utama dapat mempengaruhi rakyat untuk tak mendukung trahnya menjadi Raja berikutnya.

***

Hari berikutnya pun tiba, kedatangan Angin Utama di Pendopo Anti Rasuah kembali dinantikan. Sebanyak 560 prajurit kerajaan pun dikerahkan menjaga keamanan Pendopo Anti Rasuah, bersenjata lengkap dan kendaraan perang juga disiagakan.

Di kediamannya, Angin Utama mengumpulkan pendukungnya, diumumkan bahwa Patih-Patih Anti Rasuah tak perlu khawatir, ketidakhadiran sebelumnya hanya karena menuntut kebenaran dan keadilan. Anti Rasuah pun tak perlu repot-repot menjemput dirinya dengan mengutus prajurit bersenjata lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun