Adzan subuh berkumandang begitu saya sampai di Stasun Bogor. Hari itu Kamis, 31/10 saya bergegas memacu motor sesubuh ini di jalanan yang masih remang-remang.Â
Sepanjang jalan saya menemukan petugas kebersihan (penyapu jalanan) yang sudah ngantor, PSK yang mangkal di dekat Masjid Agung, pengemis yang matang dengan setingan disabilitasnya. Saya tiba di tempat penitipan motor, dan langsung sat set agar bisa segera jalan ngebut ke Stasiun Bogor.
Mushala di Stasiun Bogor selalu ramai dipenuhi pejuang subuh yang dengan sengaja menyempatkan salat subuh di stasiun agar tak telat sampai kantor.Â
Usai salat subuh saya naik KRL jalur 5 yang berangkat pukul 04.30 pagi menuju Stasiun Manggarai. Butuh waktu satu jam dari Stasiun Bogor untuk tiba di Stasiun Manggarai, kemudian saya transit pindah ke KRL tujuan akhir Stasiun Tanah Abang, lalu berencana turun di Stasiun Karet.
3 hari yang lalu setelah daftar di link, saya terpilih untuk ikut skrining di Equitrust, Bendungan Hilir. Status pekerjaan saya di KTP : buruh harian lepas yang sebetulnya ghost writer, editor, dan penulis artikel sejenak turun tahta menjadi relawan subjek obat, orang awam bilang kelinci percobaan. Â
Ada banyak orang mengangggap ini sebagai lowongan kerja, setidaknya ada harapan dapur ngebul (gajian) setelah project uji obatnya tuntas.Â
Kali ini saya ikut uji coba obat jamur (tablet), jamur pada paru-paru bukan jamur pada kulit. Para relawan subjek obat begitu sampai di lab, mengisi daftar hadir dan tanda tangan, kemudian menunggu giliran untuk dipanggil.
 Relawan uji obat harus melewati medical check up berupa : cek tensi, BMI (body mass index) -- tidak boleh gendut di antara kita, cek jantung dengan EKG, serta tes urine. Jika hasil dari test tersebut bagus, barulah para relawan uji obat masuk fase karantina.
Prosesnya  mirip seperti donor darah, namun yang membedakan pada project uji obat ini darah relawan uji obat yang diambil hanya 5 ml dengan hitungan 18 kali ambil darah per periode.
 Umumnya penelitian uji obat ini terdiri dari 1-4 periode. Apakah tidak sakit diambil darahnya sesering itu? Tentu sakit, kulit yang lunak dihujani 18 kali jarum suntik. Saya acting pura-pura enggak sakit aja. Demi penelitian, demi diri ini berguna, dan demi fee yang dijanjikan. Â
Bagaimana syaratnya agar bisa ikut sebagai relawan subjek obat? Anda harus sehat, minimal rutin olahraga lari atau jalan pagi sehari 30 menit agar bugar, pola makan tidak ugal-ugalan (rakus), agar tensi normal, jantung sehat, dan lupakan hobi merokok, apalagi langganan begadang. Â Â
Selama masa karantina kita menggunakan seragam lab, dengan kalung nomor urut subjek. Kita menginap di kamar besar seperti bangsal atau kelas 3 di RS. Satu kamar berisi 30 orang dengan tempat tidur yang disusun berjejer rapih. Kamar tersebut cukup nyaman dengan pendingin ruangan.Â
Selama masa karantina kita makan dan minum hanya yang disediakan staf lab. Agar tak gabut di lab tersedia tv dengan tayangan film-film baru, serta wifi yang anti lemot. Selalu ada jalan dalam mendapatkan rejeki, meski itu sebagai subjek relawan obat.
Salam hangat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H