Mohon tunggu...
Bobby Prabawa
Bobby Prabawa Mohon Tunggu... Editor - ghost writer, copywriter, dan editor

Saya seorang ayah full time, freelance ghost writer, copywriter, dan editor yang berdomisili di Bogor. Saya aktif dalam komunitas bloger Bogor, google local guide, calon pendonor kornea mata sebagai bagian dari hobi. . Saya beralamat di gemahalilintar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Celana Warisan Pak Bibin

2 September 2024   20:31 Diperbarui: 2 September 2024   20:33 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi 

Kalau ngelayat jangan pakai celana bagus-bagus. Anterin sahabatmu ke liang lahat. Azanin dan iqomahin kalau ada kesempatan. Itu cara terbaik sebagai penghormatan terakhir temen loe. Luangin waktu kalau dia ngadain  tahlilan. Jangan lupa panjatkan doa buat dia dia dalam shalatmu...

Saya  mencatat 7 hari acara tahlilan almarhum Pak Bibin, jatuh pada Sabtu, 31/8/2024. Ada jejak karya Pak Bibin di pintu pagar rumah , keran di dapur, dan Pak Bibin pun pernah membantu memasang antene di rumah saya. Selepas shalat Isya, saya bergegas  berjalan cepat ke rumah almarhum Pak Bibin. Tetangga terdekat Pak Bibin sudah banyak yang hadir ketika saya sampai di sana.

Tepat pukul 19.45 malam, tahlilan 7 hari wafarnya Pak Bibin dimulai. Tahlilan itu dipimpin oleh Ustad Lukmanul Hakim, dengan dibantu oleh Pak Robby, ketua RT 01 sebagai moderator membantu membaca nama-nama para almarhum di Bantarjati, dan dihadiri juga Pak Edi Kusnaedi, Ketua RW 09, Bantarjati Atas. Tahlilan dimulai dengan istigfar, tasbih, tahmid, pembacaan Al-Ikhlas, Al-Fatihah, dan Surat Yasin secara hikmad.

Setelah selesai, Adi, salah satu anak Pak Bibin berterima kasih atas kehadiran kami. Kami pun mengobrol  sejenak ditemani air mineral, kue-kue kering, pisang, dan cemilan ringan yang mengenyangkan. 10  menit kemudian ibu-ibu yang membantu keluarga almarhum Pak Bibin membagikan berkat  (besek) berisi nasi serta lauk pauk dan sekotak kue-kue kering secara estafet kepada seluruh tetangga yang hadir. Semua kebagian baik anak-anak kecil maupun bapak-bapak teman baik Pak Bibin.

Sebetulnya tradisi ini baik jika keluarga yang ditinggalkan memiliki uang lebih, namun menjadi memberatkan jika sedang tak punya uang. Orang meninggal umumnya tanpa persiapan dan selalu dadakan. Bapak-bapak dan anak-anak yang niat awalnya ngincer berkat secepat kilat pamit seusai berkat sampai di tangan. Teras rumah Pak Bibin pun agak lengang. Tinggal tamu undangan di bagian dalam rumah yang tetap bertahan.

5 menit kemudian Adi, anak dari Pak Bibin, masuk ke dalam  rumah kemudian datang kembali dengan membawa setumpuk pakaian, celana, sendal, peninggalan Pak Bibin. Adi menawarkan barang peninggalan Pak Bibin secara santun kepada para tamu undangan. Bapak-bapak silahkan ambil, ini baju, celana, sendal Pak Bibin yang layak pakai dan kami sumbangkan agar bermanfaat, daripada disimpan dalam lemari dan menjadi usang.

Saya dengan sabar menunggu orang lain memulai memilah baju-baju tersebut, setelah tiba giliran saya pun mengambil satu celana pendek, sarung untuk shalat, dan celana pendek putih. Ternyata setelah sampai di rumah dan dicoba, celana tersebut pas sekali di pinggang saya, kebetulan persediaan celana pendek saya sedikit, terbantu sekali  saya dengan celana warisan Pak Bibin ini.

Adi bilang lebih baik barang-barang peninggalan ayahnya disumbangkan, daripada menjadi usang dan nyempitin lemari. Mereka tak memberi nilai yang sentimentil  pada peninggalan almarhum ayahnya. Seperti Prof. Sapardi Damono bilang : Pada akhirnya, kita semua hanyalah kenangan yang tertinggal di hati oramg-orang yang pernah kita cintai.

Selamat jalan Pak Bibin, saya bersaksi demi Allah yang Maha Penyayang bahwa Pak Bibin orang yang baik. Terima kasih atas teladan baiknya Pak Bibin.   

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun