Upgrade Diri, Upgrade Penghasilan, Circle Menentukan Prestasi

Pengembangan diri adalah sebuah perjalanan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai potensi pribadi yang lebih tinggi.

If you're the smartest person in the room, you are in the wrong room. 

Kutipan di atas menunjukkan bahwa penting untuk mengelilingi diri Kompasianer dengan orang-orang yang lebih cerdas dari Kompasianer, atau dalam beberapa hal menantang Kompasianer, untuk selalu mengupgrade diri, naik ke level yang lebih tinggi.

Seorang siswa/i yang mendapat nilai tertinggi dan terbaik di kelasnya, dan diminta maju ke podium serta mendapat piagam penghargaan sebagai anak terpintar di kelasnya, belum tentu tetap menjadi anak terpintar pada tingkat RT, RW, apalagi kelurahan. 

Saat ini di tengah persaingan yang makin ketat di dunia pendidikan (sekolah) dan dunia kerja, penting bagi Kompasianer untuk tak pernah berhenti  dalam mengupgrade diri dengan cara yang kreatif.  Peran yang dimainkan oleh lingkungan dan circle (pertemanan) kita dalam menentukan tingkat prestasi adalah penting. Jika Kompasianer suka menggambar, bergabunglah dengan komunitas menggambar, jika Kompasianer suka jalan-jalan bergabunglah denga komunitas travel writer, atau Google Local Guide. Semangat teman-teman yang mengelora akan menular kepada Kompasianer yang tidak bersemangat atau kurang motivasi dalam sebuah circle pertemanan atau komunitas. Upgrade diri melibatkan berbagai aspek seperti peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan sikap mental yang positif.

Berikut ini adalah cara kreatif dalam mengupgrade diri, yaitu:

1. Banyak Gerak, Kurangi Rebahan

Banyak gerak, kurangi rebahan artinya Kompasianer harus banyak keluar rumah, eksplore diri, banyak main.  Makanya ada istilah "Mainnya kurang jauh" semakin banyak dan semakin jauh Kompasianer daya jelajah mainnya, akan berbanding lurus dengan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan Kompasianer.  Upgrade diri  tidak melulu dengan membaca teori di buku tanpa keluar rumah. Cobalah jadi kupu-kupu yang lincah menari pada bunga-bunga, Kompasianer harus hinggap pada kursus ini, workshop itu, dan pelatihan yang beragam.

2. Menjadi Sosial Butterfly

Jadilah orang yang mudah berinterksi dengan siapapun. Misalnya Kompasianer masuk hari pertama di SMA, atau masuk hari pertama jadi karyawan baru. Sapa dan tegurlah teman di sebelahmu. Berbicaralah dengan orang asing, berinteraksilah dengan mereka . Bagus kalau bisa berkenalan dan bertukar nomor kontak. Jangan pandang bulu, entah itu Pak Satpam, tukang parkir, guru, teman satu divisi, tukang mi ayam, petugas kebersihan, siapapun itu berinteraksilah.  Kompasianer akan menemukan hal baru, bahkan keterampilan baru dari interksi tersebut.

3. Update Berita Terkini

Update berita terkini, bukan gosip terkini atau ghibah terkini. Pikirkan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).Sesekali update gosip pun diperkenankan, sebagai  amunisi obrolan. Cukup sekedar tahu saja, tidak terlalu kepo (Knowing Every Particular Object) pada kehidupan pribadi orang lain. Sempatkan untuk membaca berita update minimal 30 menit dalam sehari adalah lebih bermanfaat.  

4. Manfaatkan AI

Manfaatkan Chat GPT untuk memudahkan hidupmu. Kompasianer bisa bertanya hal-hal sepele , selain pada google.  AI gratis buat Kompasianer antara lain.

• Steve AL = bikin video
• Synthesia = biki video orang ngomong
• Uberduck = bikin suara dari tesk
• Frase = bikin naskah dengan SEO
• Benchmark = bikin email marketing
• Soundful = bikin musik
• Dalle 2 = bikin gambar dari tesk
• Grammarly + mengecek tata bahasa Inggris
• Quillbot  = menyusun ulang kalimat

5. Bergabung sebagai Relawan atau Kontributor

Bergabunglah sebagai relawan atau kontributor pada berbagai komunitas yang sesuai dengan hobimu, atau komunitas yang linier dengan pekerjaanmu. Misalnya Kompasianer editor, bergabunglah dengan Wikimedia yang menulis konten Wikipedia, jika Kompasianer sekolah perawat, bergabunglah dengan komunitas KSR PMI (Korps Sukarelawan Palang Merah Indonesia), dan jika Kompasianer kuliah di jurusan arsitek, bergabunglah dengan komunitas menggambar.  Ini adalah jalan pintas dalam meluaskan jaringan,  upgrade keterampilan, lewat circle komunitas.   

6. Manfaatkan media sosial untuk mencari teman satu frekuensi

Sosial media seperti instagram, bisa menjadi jalan untuk mendapatkan teman nyata, setelah sebelumnya Kompasianer berteman dengan mereka secara online. Komentari postingannya, berikan informasi yang bermanfaat untuk teman online atau follower Kompasianer, jika sudah dekat dan memungkinkan jadikan dia teman nyata Kompasianer, ajak untuk bertemu sekedar ngopi atau ngobrol santai. Berkolaborasilah untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Selain mengupgrade diri, mengupgrade penghasilan juga menjadi tujuan penting bagi kebanyakan orang. Ketika seseorang mengupgrade diri (mengembangkan diri) secara terus menerus, mereka seringkali memiliki kesempatan untuk mengupgrade penghasilan mereka. Dengan memiiki  keterampilan yang lebih tinggi, maka pendapatan pun otomatis menjadi lebih luas. Seseorang dapat menawarkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan atau klien mereka.

Penting untuk menyadari bahwa meningkatnya penghasilan bukan tentang uang belaka, tapi menghargai nilai diri kita dan upaya terus menerus yang telah kita lakukan dalam mengembangkan diri.

Perlu diingat, kita bukanlah adonan donat yang jika didiamkan dalam 6 jam, otomatis mengembang, tanpa jerih payah sedikitpun.