Mohon tunggu...
Bobby Prabawa
Bobby Prabawa Mohon Tunggu... Editor - ghost writer, copywriter, dan editor

Saya seorang ayah full time, freelance ghost writer, copywriter, dan editor yang berdomisili di Bogor. Saya aktif dalam komunitas bloger Bogor, google local guide, calon pendonor kornea mata sebagai bagian dari hobi. . Saya beralamat di gemahalilintar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Nabi Ibrahim a.s dan Makna Idul Adha: Pengorbanan dan Ketaatan yang Menyentuh Hati

28 Juni 2023   11:00 Diperbarui: 25 Juli 2023   08:46 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi domba, https://www.pexels.com/id-id/foto/beige-lamb-459215/

Menyembelih seorang anak yang tak berdosa, menyembelih anak laki-laki sendiri yang tak bersalah,sanggupkah engkau? Nabi Ibrahim a.s mendapat mimpi berulang kali, yang awalnya dia duga dari iblis. Dia mendapat perintah dari Allah Swt. agar menyembelih Ismail a.s putra satu-satunya.  Ia sedang diuji. Apakah dia harus mengorbankan anak lelaki yang dicintainya demi ketaatan kepada Allah Swt. Dia bertekad bulat, tetap berangkat.

Seandainya saya yang diberi perintah, dalam hitungan 1/sejuta  detik, saya akan menolak. Biarlah saya masuk neraka, biarlah saya gagal jadi orang sholeh, bodo amat ! Asal anak saya selamat. Belas kasihan pada bocah tak berdaya itu, lebih menguncang saya ketimbang patuh pada perintah Allah Swt.

Untungnya saya orang biasa yang bukan Nabi Ibrahim a.s. Tindakan Nabi Ibrahim a.s di Jabal  Qurban, dekat perbatasan antara Mina dan Musdalifah (Bukit Muria) itu tak dapat dibenarkan oleh nilai dan hukum apapun. Tak mudah membayangkan seorang ayah harus menyembelih leher anaknya sendiri. Mungkinkah ia tega melakukannya?

"Bila ayah baringkan aku untuk jadi korban, telungkupkan wajah, jangan ayah letakkan miring ke samping, sebab aku khawatir, bila ayah melihat wajahku, rasa belas kasih akan merasuki  diri ayah, dan ayah akan batal melaksanakan perintah Allah Swt." (Tafsir Al-Tabrani)

22:10 Sesudah itu Ibrahim mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

22:11 Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya:"Ibrahim," Ibrahim" Sahutnya: "Ya Tuhan."

22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia."

Saat itu Nabi Ibrahim a.s melihat kembali ke wajah bocah yang nyaris disembelihnya. Wajah yang menyebabkan perintah Allah Swt. punya makna :"Jangan engkau membunuh!"

Adapun pesan pakar tafsir Al-Quran , Prof. Dr. H. M. Qurais Shihab tentang peristiwa kurban adalah sembelihlah sifat kebinatanganmu, seperti rakus, angkuh, sombong, mau menang sendiri, tidak peduli hak orang lain, dan jangan membunuh manusia (untuk alasan persembahan dewa-dewi). Kala itu marak manusia yang dijadikan tumbal persembahan untuk dewa-dewi supaya mereka tidak murka. Jika kita belum mampu menyembelih hewan kurban (sapi atau domba) tahun ini, maka sembelihlah sifat sombong dan angkuh dalam diri kita yang selalu merasa benar, selalu merasa pandai, dan alim, tambah Jalaludin Rumi. 

Pesan tersirat lainnya adalah ketika hendak memberi orang lain, berikanlah sesuatu yang terbaik, sesuatu yang kita sayangi, seperti ketika Nabi Ibrahim a.s mempersembahkan anak semata wayangnya Ismail a.s untuk disembelih. Bukan memberikan sesuatu yang tidak kita sukai, atau sampah lemari. 

  

Sebuah puisi ini mewakili suara hati domba sebelum mereka disembelih. 

Etsa

kalau kau ingin tahu berapa banyak cintaku

tak akan terhitung oleh helai rambutmu

tapi jika kau ingin tahu tentang hidup

lihatlah goresan dan kerut yang kau ukir di wajahku

yang kau isi dengan cerita pada setiap garisnya

aku menyukai hidup ini

meski hitam

karena begitu mengemaskan

seperti bibir hitammu yang menggebu kupuja

dan aku mengorbankan diri di dalamnya

seperti sapi atau domba

di pemotongan hari kurban

Selamat hari merayakan Hari Raya Idul Adha, semoga amal ibadah, dan kurban kita diterima Allah Swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun