Kompasianer, tubuh memerlukan makanan pokok (nasi, jagung, mi, roti) untuk sumber tenaga. Makanan pokok mengisi porsi terbesar menu harian kita, dan itu diperoleh dari 3 piring nasi (sarapan, makan siang, dan makan malam). Budaya kita (orang Indonesia) adalah meskipun sudah makan ini itu, tetap merasa belum makan kalau belum makan nasi.
Karbohidrat yang tubuh terima selain nasi, dapat berasal dari mi, roti, kentang, ubi, singkong, dan minuman serba manis seperti teh, kopi, susu, biskuit, es krim. Bisa juga dari buah-buahan seperti nangka, semangka, mangga. Semakin besar porsi karbohidrat selain nasi yang melebihi kebutuhan tubuh, semakin besar jumlah kalori yang tubuh terima, karena itu kita perlu menakar porsi ideal piring nasi kita, jangan katakan tambo ciek, tergesa-gesa karena belum mendapat sinyal kenyang ke otak setelah makan sepiring nasi portugal (porsi tukang gali).
Jika Kompasianer, berencana mengecilkan ukuran pinggang dan mengikis berat badan, percuma kalau porsi nasinya sedikit, namun jajannya tetap banyak. Itulah alasannya, mengapa orang gemuk sulit menjadi kurus, karena mereka lupa diri atau cita-citanya kurus, tapi hobinya ngemil tengah malam.
Apabila total kalori harian yang tubuh terima melebihi kebutuhan, maka tubuh akan menyimpannya sebagai gula cadangan di hati. Gula tersebut akan dipakai jika tubuh kekurangan pasokan cadangan makanan (misalnya ketika kita berpuasa lebih dari 12 jam). Namun apabila kalori yang berlebih itu banyak, maka kelebihan itu akan diubah tubuh menjadi tumpukan gajih di bawah kulit. Gajih juga akan menumpuk di organ-organ seperti : usus, jantung, dan hati. Semua akan menambah bobot badan kita, melebarkan lingkar pinggang.
Rasa kenyang boleh dibaca  bahwa tubuh sudah terpenuhi kalorinya, sedangkan lapar artinya tubuh membutuhkan kalori, dan ini saatnya makan. Maka dari itu, makanlah sebelum lapar, dan berhentilah sebelum kenyang. Artinya makan secukupnya tidak perlu berlebihan. Kesalahan orang yang terlanjur gemuk  adalah mulutnya minta makan, kendati tidak sedang lapar. Makan mereka jadikan sebagai iseng, pelarian dari stress, kegiatan pengisi waktu luang daripada bengong.
Orang gemuk sekedar lapar mata, solusinya adalah hanya makan ketika sedang merasa lapar, dan tidak memasukkan makanan apapun, kalau masih kenyang. Untuk mengukur berat badan ideal, gunakan BMI (Body Mass Index). Rumusnya dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (cm), pangkat 2. Praktisnya gunakan aplikasi BMI yang sudah bisa diunduh di google play store.
Solusi bertahap dalam menurunkan berat badan adalah olah raga, berpuasa, dan perbanyak jalan kaki. Buat orang berumur kepala 4 ke atas, berjalan kaki cepat saja, karena jumlah kalori yang dibakar lebih banyak daripada jogging, alasannya jalan kaki cepat memerlukan banyak langkah daripada jogging.
Berjalan kaki cepat menurunkan risiko stroke, diabetes, oesteroporosis, hipertensi, kolesterol, dan menyehatkan paru-paru. Tunggu apa lagi, mulai besok, sempatkan berjalan kaki cepat, atau masa tua Kompasianer, tidak bugar dan sakit-sakitan. Tentu membosankan jika kita rebahan melulu di kasur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H