Mohon tunggu...
Bobby Prabawa
Bobby Prabawa Mohon Tunggu... Editor - ghost writer, copywriter, dan editor

Saya seorang ayah full time, freelance ghost writer, copywriter, dan editor yang berdomisili di Bogor. Saya aktif dalam komunitas bloger Bogor, google local guide, calon pendonor kornea mata sebagai bagian dari hobi. . Saya beralamat di gemahalilintar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malaikat Kecil yang Kusam

29 Mei 2023   06:50 Diperbarui: 29 Mei 2023   06:58 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerimis , sumber gambar : https://www.pexels.com/id-id/foto/siraman-906023/

Gerimis menyapa senja yang mulai gelap

Kaki kalian tetap berjalan pelan, menyusuri lorong pertokoan

Beberapa anak terlihat riang di resto cepat saji sambil menguyah burger

Yang tak muat di mulut mereka

Rasa kenyang sedikit terobati dengan pemandangan itu

Kalian bersyukur, bersyukur telah melewati jalan itu

Lapar sedikit menghilang, kaki kalian kembali melangkah

Berlomba dengan senja yang beringsut-ingsut larut

Hujan deras memayungi tubuh kalian yang ringkih

Sambil tertawa kalian bercanda dengan hujan yang semakin menderas

Berkatalah kalian kepada hujan : "Terima kasih hujan, tubuh kami telah bersih dari debu, terbasuh olehmu"

Kalian kembali ceria dengan penuh rasa syukur

Hujan tersenyum, lalu berhenti dan mengucapkan perpisahan

karena malu dengan kalian yang tak pernah berhenti bersyukur

Dua anak kecil dekil, berumur lima tahunan ; berjuang keras menahan dingin

Pulang ke rumah kardus membawa kepingan uang receh usai mengamen seharian

Untuk bertemu ibu mereka yang setia menunggu

Tapi tak pernah bisa bangun (lagi)

Ibu, kami pulang membawa sedikit rejeki dari Tuhan

Yang diberikan melalui tangan, dan jari lentik

Dari orang-orang dengan seribu wajah

Ibu, jangan menangis lagi, tidak usah bersedih hari ini

Ada yang kami bawa untuk diri ini

Tetap tidur ibu, di kuburmu yang indah bersama Tuhan

Ciawi, 21 Mei 2008

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun