Cina juga seringkali mengalami tekanan dari negara-negara Barat terkait pelanggaran HAM. Cina tidak menyukai suara-suara negatif yang keluar dari negara-negara Barat dan AS yang seringkali mendesak Cina untuk memperbaiki masalah pelanggaran HAM tersebut. Untuk itu Cina mengeluarkan kebijakan "noninterference". Cina tidak ingin mengganggu negara lain dengan harapan negara lain tidak mengganggu berbagai bentuk keputusan yang di buat oleh Cina di dalam negerinya.
kesimpulannya adalah AS harus lebih memikirkan kepentingan Rusia dan Cina yang enggan memberikan dukungan sangsi terhadap Iran. Dengan Rusia AS sudah mengambil langkah yang positif dengan melucuti sistem pertahanan anti rudalnya dari kawasan.
kemudian Cina masih enggan untuk mendukung sangsi dari DK PBB untuk Iran karena Cina belum melihat kepentingan bagi negaranya dengan ikut serta menjatuhkan sangsi terhadap Iran. Apabila AS dapat lebih bekerjasama dengan Cina seperti tidak mengakui kedaulatan Beijing dan tidak menjual persenjataan militer kepada Beijing mungkin Cina dapat mempertimbangkan usulan AS tersebut.
Kondisi di Iran menimbulkan dilematis yang mendalam, karena apabila terbukti Iran mengembangkan uranium untuk di jadikan senjata pertahanan maka akan menimbulkan ketegangan di kawasan, seperti serangan militer, konflik bersenjata, dan arms race.
Iran terus menggalang kerjasama dengan Venezela yang saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Hugo Chavez yang beraliran kiri. Chavez juga telah berkunjung ke Iran dalam beberapa kali kesempatan dan tidak menemukan adanya rencana dari Iran untuk menciptakan senjata nuklir. Chavez juga mendukung program pengayaan uranium Iran.
Kerjasama Iran dengan Venezuela hanyalah sebatas ekonomi terkait sumberdaya kedua negara tersebut, tetapi dalam hal militer kedua negara tertinggal jauh dari lawan-lawannya.
AS harus mempertimbangkan banyak hal sebelum melakukan invasi militer, karena invasi AS di Afghanistan dan Irak telah makan biaya yang tidak sedikit. Dan opini masyarakat dunia akan semakin negatif terhadap AS. Di samping itu AS juga masih memiliki kewajiban memperbaiki tatanan sistem pemerintahan di kedua negara tersebut.
Apabila AS tetap melakukan invasi militer terhadap Iran maka keadaan Rusia di sebelah selatan akan semakin terjepit dengan pangkaln-pangkalan militer AS. Kazakhstan sedang menjajaki kerjasama untuk membangun pangkalan militer, maka lengkap sudah kekuatan militer AS yang dapat dengan leluasa memantau perkembangan Rusia yang kini sedang bangkit kembali setelah terpuruk dengan jatuhnya Uni Soviet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H