Seperti yang kita lihat di atas. Penulis ambil beberapa contoh dari situs pemerintah yang terinjeksi situs judi online. Jika dilihat dari sumber domain, maka jelas bahwa ekstensi domain tersebut merupakan milik pemerintah. Namun terdapat penambahan sub-direktori di dalamnya. Ada juga beberapa website yang berasal dari CMS Â tapi tidak disertakan upaya untuk menyembunyikan form login, begitu juga instalasi plugin yang justru merupakan Shell/Back Door berbahaya untuk merubah dan memodifikasi website tersebut.
Beberapa lainnya memang bukan berasal dari CMS namun mudah di eksploit. Sebagai contoh, potongan gambar di atas menunjukan bahwa hacker menyisipkan sebuah folder di dalam direktori CSS pada bagian folder assets. Maka dari itu pentingnya upaya pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada penanggung jawab situs berupa pendidikan lanjutan yang berkaitan dengan keamanan data. Baik di sisi jaringannya hingga database server.
Sehingga mereka mampu melakukan pencegahan dini dengan menerapkan firewall dan wav terhadap kemungkinan eksploitasi dari para hacker. Terlebih pada kasus perbankan belakangan ini, dimana maraknya penyebaran Trojan menjadi sebuah Ransomware yang tentu saja dapat mempengaruhi data sensitif dan infrastruktur krusial lainnya.
Mungkin data ini hanya salah satunya, yang berarti masih banyak kemungkinan domain lain yang sengaja di ternak untuk memberikan keleluasaan akses backlink terhadap situs judi di Indonesia.Â
Demikian artikel yang dapat penulis berikan. Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan data. Sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H