Tambah lagi, Badan Bank Tanah juga kita harapkan mendukung penyediaan lahan untuk Taman Baca Masyarakat. Saya dan sejumlah sahabat mengelola Taman Baca Masyarakat Inspirasiana di Boyolali dan Soa, Ende, Nusa Tenggara Timur. Kedua taman baca ini berdiri di atas lahan pribadi. Akan sangat baik bahwa pemerintah menyediakan lahan negara untuk mendukung literasi bangsa.
Caranya dengan memberikan hak kelola tanah kepada kelompok swadaya masyarakat pemerhati literasi dan edukasi. Juga dengan karang taruna dan kelompok warga yang bisa mengelola perpustakaan di tingkat akar rumput.
Sawah dan harapan petani milenial
Sepanjang perjalanan kereta api Jakarta-Jogja, tersaji pemandangan memesona. Hamparan sawah  menghadirkan rasa bahagia di hati. Anak-anak desa dengan ceria bermain dan bercanda ria.Â
Hanya saja, hampir semua petani yang aku lihat sepanjang perjalanan Jakarta-Jogja sudah berusia senja. Ada sepasang petani lanjut usia yang tampak kompak mengerjakan sawah bersama. Sang kakek mencangkul sementara si nenek menyiapkan makan siang di gubuk.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sektor pertanian sejatinya masih memberikan kontribusi sebesar 13,28 persen untuk ekonomi nasional. Akan tetapi, usia rata-rata petani semakin menua.
Jumlah petani berusia 43-58 tahun saat ini mencapai 42,39 persen. Petani berusia 59-77 tahun mencapai 27,61 persen. Kemudian, petani milenial berusia 27-42 tahun hanya sebesar 25,61 persen.
Syukurlah, pemerintah kini berupaya menggalakkan program petani milenial dan petani andalan untuk meningkatkan minat generasi muda dalam bertani. Program Petani Milenial ini tentu akan lebih berhasil apabila Bank Tanah ikut terlibat.
Sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 64 Tahun 2021, Reforma Agraria merupakan salah satu tugas dan fungsi Badan Bank Tanah. Badan Bank Tanah wajib menyediakan paling sedikit 30 persen dari HPL Badan Bank Tanah untuk Reforma Agraria.