Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pelestarian Gajah Kalimantan, Miniatur Konservasi Kekayaan Hayati

23 Agustus 2024   21:59 Diperbarui: 24 Agustus 2024   08:28 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WWF Indonesia via Kompas.id

Dalam Forum Bumi, Dr. Samedi dari KEHATI menyebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan mega biodiversitas dengan posisi tawar tinggi di masa depan. Hutan tropis menyimpan 62% dari vertebrata terestrial global. 

Sebanyak 29% global vertebrata endemik di hutan tropis dengan lebih dari 20% terancam kepunahan. Sejumlah 92% berada di hutan tropika basah, termasuk di Kalimantan.

Kearifan Lokal Pelestarian Gajah 

Penulis pernah singgah di Sebuku, Nunukan, Kalimantan Utara. Waktu itu penulis datang bersama seorang pengacara guna mengurus tanah sebuah lembaga yang tetiba diserobot perusahaan kelapa sawit.

Soal serobot-menyerobot, manusia jagonya. Selain piawai menyerobot milik sesama manusia, rupanya manusia lebih ahli lagi menyerobot jatah satwa. Gajah kerdil Kalimantan yang tadinya cukup sering bercengkerama di anak-anak sungai sekitar desa kini tersingkir oleh ulah manusia. Ya, si oknum.

WWF Indonesia via Kompas.id
WWF Indonesia via Kompas.id

Oknum itu jelas bukan warga asli Sebuku yang bijak hidup bersama alam. Ya, kita sudah tahu siapa oknum itu. Pemodal yang rela melakukan apa saja asal usaha tak gagal.

Orang asli Sebuku adalah Suku Agabak dan Tenggalan. Dua suku ini hidup berdampingan dengan penghuni asli hutan Kalimantan Utara di kawasan Sebuku, termasuk kawanan si "nenek". Begitulah warga lokal menyebut si gajah kerdil.

Di balik sebutan "nenek" untuk gajah kerdil, tersua kearifan lokal. Pertama, gajah kerdil dianggap sebagai bagian dari keluarga manusia. Kedua, gajah kerdil diakui sebagai "warga terhormat" yang patut dihormati layaknya nenek sendiri.

Sejatinya, kawanan si "nenek" ramah kala tak diusik oknum yang suka berulah. Keluarga si "nenek" suka bermain-main di aliran sungai sembari meramban di hutan. Berkawan dengan buaya yang sama-sama menghuni kawasan yang sama.

Sayang sekali, si "nenek" terpaksa marah kala diusik oknum sampah. Pernah terjadi, seorang pemburu menembak satu dari kawanan "nenek". Malam harinya, si "nenek" yang terluka itu datang mengobrak-abrik pondok si pemburu. Batang kelapa mini pun sanggup dihempaskan. Itulah jadinya kalau gajah yang ramah dan pandai itu tetiba marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun