Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kiat Menciptakan Suasana Rohani di Rumah Kita (Renungan Katolik)

30 Juni 2023   04:42 Diperbarui: 30 Juni 2023   04:58 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Kiat menciptakan suasana rohani di rumah kita -Rajesh Rajput on Unsplash

Apa yang kira-kira dilakukan anak-anak Yahudi pada zaman Yesus? Pada zaman Yesus, anak-anak (terutama anak laki-laki) mulai belajar membaca Taurat pada umur lima tahun di bawah bimbingan orang tua dan atau guru di sinagoge. 

Pada usia sepuluh tahun, anak-anak mulai belajar komentar lisan atas Taurat. Itulah mengapa, pada usia dua belas tahun, Yesus sudah bisa membaca dan tahu juga tradisi lisan Taurat sehingga Ia mampu bertanya-jawab dengan alim ulama di Bait Allah. 

Injil Lukas mencatat, "Sesudah tiga hari mereka (orang tua Yesus) menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya" (Luk 2:46-47).

Yesus sangat mahir dalam pengetahuan akan kitab-kitab suci. Sebagai contoh, Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang Farisi dan Saduki yang bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?". 

Yesus menjawab, "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini" (Mrk 12:28-31). 

Yesus dengan cerdas menggabungkan dua sumber berbeda: perintah kasih kepada Allah dikutip-Nya dari kitab Ulangan 6:4-5 sementara perintah kasih kepada sesama dikutip-Nya dari kitab Imamat 19:18. Tentunya kemahiran Yesus dalam pengetahuan kitab-kitab suci ini dipelajari-Nya dari orang tua-Nya.

Keakraban Yesus dengan kitab-kitab suci tidak lepas dari kebiasaan-Nya (bersama orang tua-Nya) beribadah di sinagoge (Luk 4:16). Setiap hari Sabat, seperti lazimnya keluarga-keluarga Yahudi yang taat, keluarga Yusuf mengikuti ibadat di sinagoge.

Kita dapat mereka ulang apa yang dilakukan Yusuf, Maria, dan Yesus setelah mereka menghadiri ibadat di sinagoge pada hari Sabat. Lazimnya di sore hari, keluarga Yahudi yang saleh mengunjungi orang-orang sakit, lanjut usia, dan miskin. Dari kebiasaan mulia ini, Yesus belajar mencintai dan melayani orang-orang yang menderita. 

Kelak Ia akan mewartakan datangnya Kerajaan Allah dengan melakukan banyak karya cinta kasih, terutama pada kaum miskin dan tersingkir.

 

Kesaksian Nyata

Ada banyak keluarga yang secara sadar menciptakan rumah yang bukan hanya nyaman untuk dihuni, namun juga nyaman untuk berdoa di dalamnya.

Jika ada cukup ruang, bisa dibuat ruang doa atau bahkan gua Maria mini di rumah atau di halaman. Jika kurang memungkinkan, bisa dibuat "pojok doa" dengan patung, lilin, buku doa, dan benda rohani lain. Juga kendaraan dan tempat usaha, ruang kerja/belajar, serta media sosial bisa kita "hias" dengan suasana rohani. Lebih dari itu, kita diajak menggunakan benda-benda rohani itu untuk sungguh berdoa bersama dalam keluarga.

Pendalaman

Keluarga Kudus, seperti keluarga saleh lainnya, menghiasi rumah mereka dengan benda-benda rohani seperti kutipan ayat dari Taurat. Bagaimana upaya keluarga kita untuk menciptakan juga suasana rohani di rumah kita?

Media sosial juga bisa menjadi "sarana pewartaan iman" yang baik. Status, unggahan, dan konten rohani yang kita ciptakan atau bagikan dalam keluarga bisa menjadi penyemangat kita untuk mengingat perintah Tuhan. Bagaimana keluarga kita juga menciptakan suasana rohani di media sosial (keluarga) kita?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun