Ada yang menarik setelah Manchester United menjuarai Carabao Cup pada Senin, 27 Februari dini hari WIB di Stadion Wembley Inggris. Erik ten Hag tampak menari riang bersama Anthony dan Lisandro Martinez setelah MU mengakhiri enam tahun puasa gelar.
Apa arti tarian Ten Hag itu? Mengapa pelatih MU itu menari bersama dua pemain tersebut? Apa dampak tarian itu bagi tim Setan Merah, julukan MU?
Final Carabao Cup 2023 mempertemukan dua tim yang sedang haus gelar. Newcastle United yang kini moncer setelah mendapat investor baru tampak trengginas untuk menundukkan MU.
Maklum saja, Newcastle United terakhir kali meraih gelar juara tahun 1969! Jauh lebih lama dari MU yang "baru" puasa gelar juara enam tahun saja. Terakhir kali MU meraih juara atau piala adalah saat Jose Mourinho membawa MU menang Europa League dan Piala Liga Inggris tahun 2016-2017.Â
Sepeninggal Sir Alex Ferguson yang lengser keprabon pada 2013 lalu, MU memang mengalami krisis yang akut. Manajemen MU sebenarnya sudah berusaha mencari pelatih yang unggul untuk menggantikan Sir Alex yang legendaris itu.Â
Ada nama-nama David Moyes, Ryan Giggs, Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Michael Carrick, dan Ralf Rangnick sebagai pengganti Fergie.Â
Akan tetapi, tak satu pun dari para pengganti Sir Alex itu mampu meyakinkan pemilik klub dan juga suporter MU. Penunjukan Erik ten Hag pun sempat dinilai sebagai kesalahan fatal.Â
Maklum saja, meski berhasil menorehkan prestasi gemilang di Liga Belanda bersama Ajax Amsterdam, Erik Ten Hag belum sekaliber pelatih kenamaan dunia.Â
Kualitas Ten Hag
Sejatinya, Erik ten Hag bukan pelatih kacangan. Terbukti, pada tahun 2012, saat ditunjuk sebagai manajer Go Ahead Eagles, Ten Hag mampu membawa klub antah-berantah tersebut promosi ke Eredivisie pada musim debutnya.Â
Ten Hag lantas bergabung dengan Bayern Munich II pada tahun 2013 dan memenangkan promosi ke Regionalliga Bayern pada tahun 2014. Dia kembali ke Belanda pada tahun 2015 sebagai direktur olahraga dan pelatih kepala di Utrecht.
Dia bergabung dengan Ajax pada tahun 2017, di mana dia memenangkan tiga gelar Eredivisie, dua Piala KNVB, dan membawa Ajax ke semifinal Liga Champions UEFA 2018-19.
Pada awal musim ini, Erik ten Hag kesulitan menangani MU yang waktu itu masih terfokus pada Cristiano Ronaldo. Ya, siapa yang belum tahu bahwa Ronaldo memang hebat, namun sering kali menyedot perhatian tim pada dirinya semata.Â
Konflik pun pecah akibat keberanian Ten Hag membangkucadangkan Ronaldo dalam beberapa pertandingan penting. Ronaldo tak tahan lagi. Ia memilih pindah ke Liga Arab Saudi.Â
Rekrutan Anyar Ten Hag
Ten Hag ternyata mempercayai duo mantan pemain binaannya di Ajax Amsterdam, yaitu Anthony dan Lisandro Martinez sebagai kunci perubahan MU selepas Januari.Â
Ditambah dengan Casemiro dan Marcel Sabitzer di lapangan tengah dan striker jangkung Wout Weghorst, Ten Hag berhasil membangun pondasi yang baik di tim utama MU saat ini.Â
Lisandro Matinez sang juara Piala Dunia bersama Argentina yang awalnya diragukan justru moncer sebagai bek tangguh. Meski tingginya "hanya" 175 cm, Martinez justru mampu unggul duel bola atas.Â
Tarian Ten Hag
Tarian Ten Hag bersama dua bintang baru yang ia boyong dari Amsterdam menandakan bahwa kegembiraan dan optimisme telah mekar di Old Trafford. Bersama Anthony dan Martinez, Ten Hag sudah meraih prestasi gemilang di Negeri Kincir Angin.
Ten Hag kiranya ingin membuktikan kualitas dirinya dan para pemain (baru) MU. Dalam wawancara usai final Crabao Cup, sang juru taktik berkata, "Kami masih berada di awal untuk mengembalikan Manchester United ke tempat yang seharusnya, yaitu memenangkan trofi. Ini adalah yang pertama.
"Mereka [para pemain] bagus dan terhubung dan mereka juga saling menantang dan ini adalah ruang ganti yang bagus dan pada saat sulit, mereka saling membantu satu sama lain.
 Staf dan para pemain bersatu. Ada rasa lapar dan keinginan untuk meraih trofi karena Man Utd adalah singkatan dari trofi.
Raphael Varane, Casemiro dan David de Gea tahu bagaimana cara memenangkan trofi dan Anda membutuhkan para pemain seperti itu di atas lapangan untuk mengarahkan tim. Mereka memiliki sikap pemenang yang harus mereka bawa di ruang ganti, dalam situasi sulit dan itulah yang telah mereka lakukan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H