Dengan segala hormat kepada Doan Van Hau, terus terang saja Doan Van Hau tidak layak bermain bola di level profesional lagi. Doan Van Hau sudah menodai sepak bola dengan aneka aksi liciknya, termasuk pada laga Indonesia melawan Vietnam pada 6/1 di Gelora Bung Karno.
Di hadapan jutaan mata penonton di dalam maupun di luar stadion yang menyaksikan siaran langsung, Doan Van Hau melakukan dua pelanggaran keras berbahaya.
Pertama, pada menit ke-54, Doan Van Hau melanggar keras Dendy Sulistyawan. Aneh bin ajaib, Doan Van Hau juga pura-pura kesakitan. Padahal, jelas dia yang melanggar dan melukai Dendy.
Kemudian, kedua kali Doan Van Hau melakukan pelanggaran keras pada menit ke-93 kala melanggar keras Ricky Kambuaya di kotak penalti.Â
Aneh bin ajaib, wasit tidak memberikan kartu apa pun pada Doan Van Hau atas dua pelanggaran keras itu. Bahkan seharusnya Doan sudah dikartu merah ketika dia melanggar keras Dendy pada menit ke-54.Â
Doan Van Hau juga sudah menodai sportivitas kala dia melanggar keras  Evan Dimas pada ajang Sea Games 2019 lalu. Waktu itu Doan juga tidak mendapat kartu apa pun dari wasit. Sungguh aneh tapi nyata.
Makin aneh ketika pada ajang AFF tahun ini, Doan Van Hau juga selalu lolos dari pengamatan wasit meski jelas melakukan pelanggaran keras dan provokasi. Dilansir Tribunnews, Doan Van Hau juga membuat pelanggaran keras saat melawan Malaysia.Â
Doan Van Hau menyikut pemain Malaysia Azam Azmi di sekitar kotak penalti dalam laga Malaysia vs Vietnam pada AFF 2023.
Kemudian, Doan Van Hau juga pada menit 62' berhasil memprovokasi pemain Malaysia di pinggir lapangan sehingga wasit mengusir pemain Malaysia.
AFF dan FIFA seharusnya melakukan investigasi terhadap laga-laga di mana Doan Van Hau selalu lolos dari hukuman dari wasit pemimpin pertandingan.Â
Apakah Doan Van Hau sudah menjadi anak emas yang dilindungi para wasit? Atas nama sportivitas, pemain dengan kebiasaan membahayakan dan memprovokasi lawan seperti Doan Van Hau seharusnya dilarang bermain di level sepak bola profesional.
Salam hormat untuk Vietnam dan penggemarnya. Ini bukan soal kebangsaan, tetapi akal sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H