Akan tetapi, sangat sulit mencari artikel ilmiah Dokter Tifa di Google Cendekia, aneka jurnal maupun repository kampus lain. Hanya satu artikel dari repository UGM yang secara jelas merujuk nama Tifauzia Tyassuma sebagai penulis pertama karya akhir S2Ilmu Kedokteran Klinik UGM pada 2009.
Artikel kedua yang muncul di hasil pencarian Google Cendekia memang menampilkan nama Tifauzia Tyassuma, namun bukan sebagai salah satu penulis jurnal itu.Â
Anehnya, penulis artikel berjudul "Manfaat Jamu Empon-Empon untuk Peningkatan Imunitas Tubuh pada Masa Pandemi Covid-19" itu mengutip sebuah artikel web (dikutip Saldyni, 2021) Â yang justru ketika diklik tidak menampilkan nama Tifauzia Tyassuma.
Ini hasil tangkapan layar artikel yang dirujuk:
Jujur, saya sebagai seorang akademisi juga bingung. Mengapa bisa terjadi demikian.Â
Kedua, dua buku karya Tifauzia dihargai sangat mahal Â
Hal kedua ialah bahwa harga sebuah buku karya Tifauzia dihargai sangat mahal dan lapak penjualnya melanggar aturan lokapasar.Â
Buku berjudul Body Revolution itu dijual dengan harga 420.000. Pelapak di sebuah lokapasar yang menjual buku itu melakukan pelanggaran.