Timnas Indonesia berani berduel dengan pemain lawan yang jauh lebih berpengalaman. Di tim Curacao, ada nama-nama beken dari Liga Inggris dan Belanda.
Curacao diperkuat antara lain oleh Juninho Bacuna (Birmingham City), Cuco Martina (mantan pemain Everton), Leandro Bacuna (mantan pemain Aston Villa), Justin Ogenia (FC Eindhoven) dan Rangelo Janga (CFR Cluj).
Para pemain Indonesia sendiri juga patut berbangga karena di tubuh timnas Garuda, ada pula bintang-bintang yang sedang atau pernah bermain di luar negeri.Â
Ada Witan Sulaeman (AS Trencin Slovenia), Egy Maulana Vikry (Vion Zlate Slovenia), Saddil Ramdani (Sabah FC Malaysia), Pratama Arhan (Tokyo Verdy Jepang), Elkan Baggot (Gillingham FC - pinjaman dari Ipswich Town Inggris), dan Marc Klok (eks Oldham Inggris).
Artinya, para pemain timnas Indonesia juga punya pengalaman berkarier di luar negeri yang mengasah fisik dan mental mereka. Kehadiran para pemain timnas Indonesia yang berpengalaman di luar negeri ini terbukti mampu memacu semangat para pemain lokal.
Tidak ada lawan yang perlu sangat ditakuti karena toh para pemain Indonesia juga mulai bisa bersaing di level internasional. Postur tubuh memang cenderung lebih pendek, namun kemampuan dan daya juang pemain Indonesia patut diacungi jempol.
Ketiga, strategi dan pilihan tim oleh Shin Tae-yong berjalan cukup baik
Lagi-lagi STY menunjukkan kualitasnya sebagai pelatih kaliber dunia. Dengan tangan dinginnya, STY meracik tim dengan para pemain pilihan yang sebagian besar adalah pemain muda.
STY mempercayakan sejumlah posisi penting kepada pemain senior seperti Ricky Kambuaya, Fachruddin, dan Marc Klok.
Akan tetapi, STY lebih memberikan kesempatan pada para pemain muda untuk unjuk gigi di timnas senior.
Bahkan STY memasukkan sejumlah pemain muda yang belum punya caps timnas. Misalnya, Ferrari dan Sananta. Nama terakhir sempat diturunkan sebagai pemain pengganti.Â