"Oh...sabar dulu. Jangan marah begitulah. Yang itu nama temanku cowok. Dia keturunan Tionghoa. Namanya Wan Yang Tik," jelas Mas Likfe pada istrinya yang sewot.
"Masak sih? Emang Papa punya teman bernama itu? Kok gak pernah cerita selama ini?" selidik Mbak Mawar.
"Iya, beneran kok ada teman lamaku yang namanya begitu. Dia lama merantau ke China sana ikut kakeknya. Baru awal bulan ini pulang lagi ke Indonesia untuk bisnis batik," papar Mas Likfe.
"Oh, ya kalau begitu aku minta maaf karena sudah menuduh yang bukan-bukan," kata Mbak Mawar. Mbak Mawar pun bergegas menuju dapur untuk membuatkan kopi kesukaan suaminya.
Telepon Mas Likfe kembali berdering. "Halo Yang. Maaf tadi obrolan kita terpotong karena ada adikku lewat. Jangan keras-keras ya ngobrolnya. Nanti adikku tahu kalau aku lagi ngobrol dengan Wan Yang Tik.
"Hah, sejak kapan aku ganti nama?" tanya suara perempuan di ujung sana.Â
"Sejak satu menit yang lalu. Bagiku kamu memang Wan Yang Tik: Wanita Yang Cantik," seloroh Mas Likfe.
Tetiba Mbak Mawar datang membawa teh. Mas Likfe pun buru-buru mengakhiri obrolan telepon. "Kenapa ditutup, Pa? Bilang sama Wan Yang Tik kalau di rumah ini ada Wan Yang Cem Bo Kur. Papa paham?" kata Mbak Mawar ketus.
Mas Likfe pun tertunduk malu. Di dunia ini memang hanya ada satu laki-laki yang setia dan istimewa. Namanya bukan Likfe, tapi Man Yang Ta Khut Iz Three.Â
TAMAT. Kesamaan nama dan peristiwa hanyalah kebetulan saja.
