Mbak Mawar (bukan nama sebenarnya) berhari-hari sibuk mengawasi suaminya yang kelakuannya berubah. Setelah ulang tahun ke-50, tingkah-polah Mas Likfe memang rada ganjil.
Tetiba Mas Likfe beli parfum mahal di toko onlen. Padahal biasanya dia cuma pakai pengharum setrikaan saja sebagai parfumnya.Â
"Huh, pasti ada yang gak beres ini," kata Mbak Mawar.Â
Mbak Mawar pun diam-diam menguping obrolan suaminya ketika menelepon di sore hari.Â
"Yang, jadi ketemu kita di hotel?" tanya Mas Likfe pada lawan bicaranya di telepon sore itu.
"Oke, jam 21.00 ya. Besok saya pakai baju batik merah," lanjut Mas Likfe.
Mbak Mawar pun sudah mendidih ketika mendengar obrolan suaminya itu.
"Mas...kamu main gila, ya? Berani-beraninya telpon mesra sama perempuan lain!" hardik Mbak Mawar.
"Lho, tunggu dulu...kenapa kamu marah begitu, Beb?" tanya suaminya sambil memanggil dengan Beb ala anak muda.
"Bab Beb Bab Beb...aku gak perlu dipanggil Beb. Tadi kamu panggil Sayang, kan di telepon!" seru Mbak Mawar.