3. Menyumbangkan sampah secara bersama dan berkala
Kita bisa menyumbangkan sampah yang sudah kita pilah dari rumah, kantor, dan sekolah. Para pemulung akan sangat bahagia menerima sampah terpilah yang secara bersama dikumpulkan masyarakat.Â
Ajaklah bicara pemulung dan komunitas pemulung yang biasa beroperasi di kawasan Anda. Mereka adalah insan budiman yang akan luluh juga jika kita sapa dengan kebaikan.Â
Justru keluarga, kantor, dan sekolah bisa menjalin kerjasama erat dengan para pemulung agar volume sampah tak terpilah bisa kita kurangi.Â
Beberapa rumah ibadah juga sudah mendirikan bank sampah yang mengumpulkan sampah dari umat atau jemaat. Ini hal yang sangat mulia.Â
Akhirulkalam, para pemulung bukanlah ancaman. Sampah melimpah ruah dan sikap kita yang tak peduli pada pemilahan dan daur ulang sampahlah yang menjadi ancaman.Â
Kita perlu secara kritis memikirkan ulang perlakuan kita terhadap para pemulung dan pelaku daur ulang sampah. Masihkah relevan tulisan "Pemulung Dilarang Masuk"?Â
Alih-alih menulis larangan yang "pukul rata" seperti itu, bukankah lebih baik menulis: "Terima kasih pada para pemulung budiman. Mari kita kerjasama indahkan lingkungan."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H