Saya terpaksa garuk-garuk kepala yang tidak gatal saat membaca pesan seorang sahabat. Intinya, dugaan plagiat artikel. Duh, hari gini masih plagiat? Kenapa masih suka plagiat? Apa menulis itu sangat susah? Apa mencari ide itu sulit sekali?Â
Saya pun pernah menjadi korban plagiat dan juga pernah jadi tukang plagiat, entah secara sadar atau tidak sadar.Â
Pernah satu tulisan saya dihapus karena dinilai meniru sebagian besar karya orang lain. Saya menyadari kesalahan saya, yaitu hanya membahasakan ulang saja.Â
Saya juga kadang lalai mencantumkan sumber tulisan saya. Lupa menautkan utas atau link.Â
Akan tetapi, seingat saya, saya tidak pernah murni copy paste atau salin tempel tulisan orang dalam bahasa Indonesia. Saya juga tidak membuat daftar pustaka bejibun yang tidak nyambung dengan artikel yang saya tulis.
Nyatanya, praktik copy paste artikel ini masih saja terjadi. Mungkin saja karena orang ingin dipuji, ingin diakui, ingin uang instan tanpa susah payah merangkai kalimat.Â
Sebenarnya menulis itu tidak susah. Lakukan saja Amati, Tiru, Modifikasi (ATM). Ingat, ada modifikasi. Tidak hanya tiru atau salin tempel saja.Â
Misalnya, setelah membaca artikel Kompas tentang kemenangan ganda putra Indonesia Fajar/Alfian di Swiss Open, saya menulis artikel opini olahraga.
Dasar idenya berita Kompas, tetapi saya tambahkan pendapat pribadi mengenai bagaimana agar ganda pelapis makin bisa bersaing. Ini sudah merupakan modifikasi.Â
Modifikasi itu bisa berupa argumentasi setuju atau tidak setuju beserta alasannya. Juga bisa berupa saran, kritik, dan apresiasi.
Kita juga bisa mengalihwahanakan suatu tulisan atau gagasan. Misalnya, berita bencana kita alihwahanakan jadi puisi atau cerita pendek. Inilah salah satu wujud modifikasi.Â
Selain itu, kita juga bisa menerjemahkan secara dinamis dan memberi komentar atau menggabungkan beberapa gagasan menjadi satu sintesis/kesimpulan. Umpama, opini ahli A dan B kita gabungkan dalam satu artikel, lalu kita tambahkan komentar kita.Â
Tambah lagi, pengalaman pribadi bisa jadi sumber menulis yang baik. Justru hal-hal sederhana dalam hidup sehari-hari bisa jadi ide menulis.
Melakukan plagiat sejatinya juga sangat menghambat daya kreativitas kita yang hebat. Alih-alih plagiat, beranilah menulis tulisan asli dari hati kita. Meskipun sederhana dan masih banyak kekurangan, pembaca akan lebih menghargai karya asli ketimbang plagiat.
Percayalah, plagiat tidak akan membuat diri kita sungguh hebat. Mari mulai (kembali) menulis dengan hati (-hati).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI