Ada satu nama yang tidak asing bagi pencinta sepak bola Indonesia. Dialah Emil Audero Mulyadi, kiper berdarah Indonesia-Italia yang sempat didekati PSSI untuk diajak menjadi pemain timnas Indonesia.
Nama Emil Audero Mulyadi tercatat dalam salah satu paket plusvalenza Juventus dan Sampdoria pada 2019. Menurut sport.sky.it, Juventus dan Sampdoria menukar Emil Audero Mulyadi dengan dua pemain muda: Â Douda Peters dan Erasmo Mule.
Juventus menjual Emil Audero Mulyadi ke Sampdoria dengan harga 20 juta euro. Sampdoria menjual Daouda Peters dengan harga 4 juta euro dan Erasmo Mule dengan harga 3,5 juta euro ke Juventus.Â
Pemain, terutama pemain muda menjadi korban plusvalenza
Para pemain, terutama pemain cadangan dan pemain muda, biasanya menjadi korban plusvalenza ini. Mereka dijual dan ditukar bak barang saja untuk "mempermak" neranca keuangan klub-klub pelaku plusvalenza agar dinyatakan sehat dan layak mengikuti kompetisi UEFA.
Klub-klub itu tidak sungguh-sungguh peduli pada bakat para pemain yang diperjual-belikan dalam skema plusvalenza. Coba saja lihat nasib dua pemain muda yang dijadikan objek plusvalenza Juventus dan Sampdoria.
Daouda Peters kini dipinjamkan Juventus ke Standard Liege Belgia. Dia hanya 5 kali tampil di klub Belgia itu. Sementara Erasmo Mule kini dipinjamkan Juventus ke Cesena di Seri C Italia.
Ganjilnya lagi, harga transfer Erasmo Mule dan Daouda Peters yang dicatat oleh laman Transfermarkt jauh lebih rendah dari angka plusvalenza Juventus-Sampdoria.Â
Transfer Erasmo Mule menurut skema plusvalenza bernilai 3,5 juta euro, tetapi menurut Transfermarkt nilainya hanya 300.000 euro. Daouda Peters yang dibeli dari Sampdoria dengan mahar 4 juta euro hanya dihargai Transfermark 800.000 euro saja!
Penting dicatat, Emil Audaro Mulyadi dan para pemain yang tercatat dalam plusvalenza adalah korban, bukan pelaku. Mereka sering tidak berdaya ketika klub memutuskan untuk menjual atau meminjamkan mereka ke klub lain.Â
Juventus dan klub-klub Italia terancam sanksi