Singkat kata, dalam sepak bola, plusvalenza adalah saat dua klub sepakat "mempermak" laporan keuangan agar tampak sehat dengan menggelembungkan harga pemain-pemain yang mereka perjualbelikan.Â
Klub mana saja yang terlibat dalam skandal plusvalenza?
Menurut calcioweb, ada sebelas klub Italia yang terlibat skandal plusvalenza yaitu Juventus, Napoli, Empoli, Sampdoria, Genoa, Pisa, Parma, Pro Vercelli, Pescara, kemudian Novara dan Chievo. Skandal plusvalenza yang diselidiki terkait musim 2018-2019, 2019-2020 dan 2020-2021.
Sebenarnya plusvalenza adalah praktik umum akuntansi klub-klub sepak bola di Italia dan sejumlah negara lain. Menurut Eurosport, hampir semua klub besar Italia melakukan plusvalenza. Antara lain Juventus, Roma, Napoli, Inter, Atalanta, Lazio, dan Milan.
Hanya saja, Juventus mencatat plusvalenza yang terbesar, yaitu nyaris 700 juta euro selama 10 tahun dengan jumlah penggelembungan 42 transfer pemain!
Di antara tersangka adalah pemimpin klub Juventus: presiden Andrea Agnelli, wakil presiden Pavel Nedved, serta mantan direktur olahraga Fabio Paratici (sekarang pindah ke Tottenham). Omset plusvalenza menurut penyelidikan terbaru pada 2022 "hanya" berjumlah 322 juta euro. Artinya, sebenarnya masih banyak plusvalenza yang belum sempat diselidiki.Â
Menariknya, Juventus melakukan plusvalenza tidak hanya dengan klub-klub Italia saja tetapi juga klub besar Eropa. Misalnya, pada 2020 Arthur ditransfer Juve dari Barcelona dengan harga 72 juta euro, sementara Miralem Pjanic dijual Juve ke Barca dengan harga 60,8 juta euro.Â
Juve dan Manchester City juga terlibat transaksi plusvalenza kala "bertukar" Joao Cancelo (65 juta euro ke City) dan Danilo (37 juta euro ke Juventus). Menariknya, ada pasangan pemain plusvalenza lain antara dua klub ini: Felix Correia dan Pablo Moreno.
Napoli juga disebut dalam skandal plusvalenza ini. Contoh mencolok mata, transfer Osimhen dari Lille dengan harga 81 juta euro. Padahal, harga pasar Osimhen hanya 36 juta euro!
Emil Audero Mulyadi menjadi korban plusvalenza