Yang khas di sebagian besar Indonesia timur adalah peran lembaga pendidikan dan keagamaan berasrama. Tidak berarti hanya yang kristiani. Di Indonesia timur pun ada pesantren.Â
Jika selama ini pernah ada Liga Santri, mengapa tidak juga Liga Asrama? Sekolah berasrama tidak hanya pesantren. Ada seminari, ada pula asrama biasa. Di antara warga asrama ini, ada banyak talenta olahraga!
Anak-anak asrama punya keunggulan dibandingkan rerata anak bukan asrama. Antara lain, sikap disiplin dan kebersamaan. Dua sikap ini adalah syarat atlet yang baik.Â
Jika PSSI serius ingin mendapatkan talenta pemain yang lebih banyak dan berkualitas, selenggarakan kompetisi usia dini dalam tajuk Liga Santri atau Liga Sekolah/Asrama Nasional.Â
Gulirkan dana perbaikan dan pembangunan infrastruktur olahraga di pelosok Indonesia. Jika pemerintah berhasil membangun waduk dan jalan, artinya bisa juga membangun stadion dan pusat pembinaan atlet yang layak di daerah.Â
Contohlah China, Amerika Serikat, dan negara maju lainnya yang punya pusat pembinaan atlet hingga tingkat daerah.Â
Semua tergantung pada kehendak politik yang kuat untuk memeratakan pembangunan dan menjalin kerjasama sebagai bangsa yang bhinneka.Â
PSSI sebenarnya tahu, kita memiliki jawaban atas pertanyaan klasik: "Mengapa Indonesia yang penduduknya hampir 275 juta jiwa ini tidak bisa menghasilkan sebelas pemain timnas?"
Bukan soal kita tidak punya talenta. Talenta atlet, termasuk pemain timnas Indonesia menanti untuk ditemukan dan dibina. Sesederhana itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H