Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wahai PSSI, Bibit Pemain Timnas Menanti di Indonesia Timur dan Pelosok Nusantara

15 Maret 2022   06:10 Diperbarui: 15 Maret 2022   11:45 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahai PSSI, bibit pemain timnas menanti di Indonesia timur dan pelosok Nusantara-Roslan Rahman via kompas.com

Yang khas di sebagian besar Indonesia timur adalah peran lembaga pendidikan dan keagamaan berasrama. Tidak berarti hanya yang kristiani. Di Indonesia timur pun ada pesantren. 

M. Rafli Mursalim, striker jebolan Liga Santri Nusantara 2016 - Dendi Ramdhani/Kompas.com
M. Rafli Mursalim, striker jebolan Liga Santri Nusantara 2016 - Dendi Ramdhani/Kompas.com

Jika selama ini pernah ada Liga Santri, mengapa tidak juga Liga Asrama? Sekolah berasrama tidak hanya pesantren. Ada seminari, ada pula asrama biasa. Di antara warga asrama ini, ada banyak talenta olahraga!

Anak-anak asrama punya keunggulan dibandingkan rerata anak bukan asrama. Antara lain, sikap disiplin dan kebersamaan. Dua sikap ini adalah syarat atlet yang baik. 

Jika PSSI serius ingin mendapatkan talenta pemain yang lebih banyak dan berkualitas, selenggarakan kompetisi usia dini dalam tajuk Liga Santri atau Liga Sekolah/Asrama Nasional. 

Gulirkan dana perbaikan dan pembangunan infrastruktur olahraga di pelosok Indonesia. Jika pemerintah berhasil membangun waduk dan jalan, artinya bisa juga membangun stadion dan pusat pembinaan atlet yang layak di daerah. 

Contohlah China, Amerika Serikat, dan negara maju lainnya yang punya pusat pembinaan atlet hingga tingkat daerah. 

Semua tergantung pada kehendak politik yang kuat untuk memeratakan pembangunan dan menjalin kerjasama sebagai bangsa yang bhinneka. 

PSSI sebenarnya tahu, kita memiliki jawaban atas pertanyaan klasik: "Mengapa Indonesia yang penduduknya hampir 275 juta jiwa ini tidak bisa menghasilkan sebelas pemain timnas?"

Bukan soal kita tidak punya talenta. Talenta atlet, termasuk pemain timnas Indonesia menanti untuk ditemukan dan dibina. Sesederhana itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun