Di sebuah asmara. Eh, asrama, di Jawa Tengah, Tersebutlah dua orang mahasiswa. Satu dari Kalimantan. Satu dari Jawa Tengah.Â
Seperti biasa, selalu terjadi keusilan di antara mahasiswa dari aneka daerah.Â
Didin, mahasiswa asal Kalimantan ingin belajar bahasa Jawa agar dia bisa lebih leluasa bergaul dengan warga setempat.Â
Didin pun bertanya pada Alklepon, mahasiswa asli Jawa Tengah.Â
"Bahasa Jawanya bilang terima kasih itu apa, Mas Bro?" selidik Didin.Â
"Oh, kamu harus tahu bahasa halus. Bahasa Jawa itu ada bahasa halusnya. Nah, bahasa Jawa halus untuk terima kasih itu 'Nyuwun ambung'," kata Alklepon.Â
"Lalu bahasa halus itu untuk bicara pada orang yang lebih tua, ya?" tanya Didin.Â
"Iya, coba saja praktekkan sambil ngobrol dengan  Bu Tari, koki asrama kita," komentar Alklepon.Â
Didin pun dengan gembira menuju ke dapur. Setelah menerima jatah makan siang, Didin berkata dengan mantap: Nyuwun ambung, Bu Tari".Â
Bu Tari kaget, lalu sambil tersenyum bertanya, "Siapa yang mengajarimu bahasa Jawa, Nak?"
Didin dengan polos bilang, "Tadi si Alklepon yang ajari aku. Memangnya kenapa?"
Bu Tari menjawab,"Nyuwun ambung" itu artinya "Minta dicium"
Muka Didin tetiba memerah karena malu. Â "Aduh, minta maaf Bu!"
"Nanti suruh Alkepon ke sini ya. Biar Ibu hukum dia cuci piring kalian sambil bilang nyuwun ambung sampai cucian selesai," pesan Bu Tati tegas.Â
Alklepon yang menguping dari balik dinding pun pucat.Â
Tamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H