Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menyajikan Artikel Budaya secara Berdaya, Apresiasi Karya Ida Lumangge

23 Februari 2022   07:35 Diperbarui: 23 Februari 2022   07:49 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyajikan artikel budaya secara berdaya, apresiasi karya Ida Lumangge- Photo by Raimond Klavins on Unsplash

Undangan Ruang Berbagi untuk bedah karya ditanggapi dengan keterbukaan hati oleh Ibu Ida Lumangge. Ibu Ida merelakan salah satu karyanya, Predikat Ini Jadi Alasan Perempuan Batak Malu Bercerai, untuk kita bedah dan beri masukan konstruktif. 

Keunggulan artikel Ibu Ida Lumangge

Artikel ini mengangkat tema yang sangat unik dan spesifik. Mengapa perempuan Batak malu bercerai? Apakah karena alasan keagamaan ataukah ada alasan kultural di baliknya?

Ibu Ida dengan piawai meramu bagian pembuka yang mengantar pembaca menuju topik utama ini. Beliau mengisahkan pertanyaan rekan kerjanya mengenai kesetiaan perempuan Batak.

Ibu Ida kemudian mengulas dua predikat yang disematkan pada puan Batak setelah mereka menikah, yaitu Boru ni Raja dan Parbahul Bahul na Bolon.

Sebenarnya kompasianer asli Batak lebih cocok mengulas artikel Ibu Ida ini untuk lebih memperdalam pembahasan inti artikel ini. Silakan saja para kompasianer asli Batak atau pembelajar budaya Batak menambahkan komentar untuk intisari artikel Ibu Ida.

Ibu Ida menyajikan kalimat-kalimat yang lugas dan mudah dipahami. Istilah budaya Batak telah ia jelaskan dengan baik sehingga saya yang "bersuku tak jelas ini" (karena saya campuran beragam suku bangsa) pun bisa memahaminya.

Yang bisa kita tingkatkan dalam mengemas artikel budaya secara berdaya

Saya telah mengulas tiga kiat meningkatkan mutu artikel kita dalam tulisan ini (sila klik). Salah satu kiat meningkatkan kualitas tulisan kita adalah menambahkan pendapat ahli dan atau sumber pustaka.

Untuk menambah bobot tulisan budaya, jika memungkinkan sebaiknya dikutip juga pendapat ahli atau sumber pustaka.

Caranya sederhana. Cari dengan "kata kunci pencarian di internet + jurnal/penelitian/riset/buku/artinya/definisi". Umpama, kita bisa mencari di mesin peramban (Google, Opera, dst):

- "boru ni raja jurnal"

- "parbahul bahul na bolon buku"

Inilah hasil pencarian menurut sebuah mesin peramban:

dokpri
dokpri

Ibu Ida bisa memilih satu atau dua artikel di atas untuk mencari pernyataan atau informasi yang mendukung argumentasi Bu Ida. Misalnya, "Menurut ST Simamora dalam media.neliti.com, Boru ni Raja berarti ..."

Kita juga perlu mencermati penulisan menurut aturan bahasa Indonesia. Umpama, penulisan "disalah artikan" seharusnya "disalahartikan". 

Ibu Ida sudah berpengalaman meraih Artikel Utama di Kompasiana. Ada sebelas AU dari 290 karya beliau di Kompasiana. Salut! Terima kasih atas kerelaan untuk menjadi "korban" bedah artikel ini. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun